REFORMASI PENDIDIKAN

Bicara Reformasi Pendidikan, pada dasarnya adalah bicara memperbaharui " Kurikulum " dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ", atau dari bentuk "Sistem " kebentuk " Sistem Bermasyarakat ".
Perubahan kurikulum, akan berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran dan Bahan Ajar, jadi jika terjadi pengembangan kurikulum ( substansi ke sistem ), maka harus diikuti pengembangan sistem pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.
Perubahan kurikulum akan disertai perubahan bahan ajar dan secara otomatis disertai perubahan sistem pembelajaran, dengan demkian ada keterkaitan yang sangat erat signifikan antara perubahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan pengembangan sistem pembelajaran
Dengan demikian Sistem Pendidikan akan berubah dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ". Dengan berubahnya kurikulum ( substansi ke sistem ) akan berubahlah Sistem Pendidikan, yang akhirnya terjadi " REFORMASI PENDIDIKAN " dari bentuk substansi ke sistem.



Tuesday, April 27, 2010

PENERBITAN BUKU

SUDILAH KIRANYA MENERBITKAN TULISAN SAYA........
SUDILAH KIRANYA MENERBITKAN TULISAN SAUA........
SUDILAH KIRANYA MENERBITKAN TULISAN SAYA........


Judul : STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS SISTEM
Penulis : Ir. Nanang Hariyanto, MA
Jumlah Halaman :135 Halaman (A4)


DISKRIPSI MAKALAH :
Buku ini membahas pembelajaran berbasis sistem, dimana terciptanya sistem pembelajaran merupakan turunan dari tehnologi pendidikan, melahirkan tehnologi pembelajaran yang didalamnya termasuk tehnologi instraksional. Tehnologi pendidikan mengembangkan sistem pembelajaran didalamnya termasuk sistem instraksional.

Selain itu juga dibahas KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Mata Pelajaran ) dan contoh pembelajaran berbasis sistem, PK ( Pembelajaran Kompetensi ) dan LS ( Lesson Study ).



TOPIK BAHASAN :
BAB. I. Pendahuluan.
BAB. II. Sistem Pembelajaran.
BAB. III. Sistem Instraksional.
BAB. IV. KTSP Membimbing Siswa Belajar Dan Meningkatkan Profesi Guru.
BAB. V. KTSP Berpedoman Kepada Skill Live.
BAB. VI. Sudah Profesionalkah Anda.
BAB. VII. Menejemen Kesiswaan.
BAB. VIII. Selayang Pandang Lesson Study.
BAB. IX. Pembelajaran Berbasis Sistem.


HUBUNGI :
Ir. Nanang Hariyanto, MA
Guru Pertanian SMP N I Prigen


Alamat :
1. Pandaan :
Ir. Nanang Hariyanto, MA
Jln. Sedap Malam No : 53. RT:02, RW :07.Desa Petungwulung, Kel. Petungasri, Kec.Pandaan. Kabupaten Pasuruan.
HP : 081230840858

2. Surabaya :
Sulika SH
Gadukan Utara VIIA, No : 16,
Kel. Krembangan. Surabaya.
HP : 081230379363

PENERBITAN BUKU

SUDILAH KIRANYA MENERBITKAN TULISAN SAYA :
SUDILAH KIRANYA MENERBITKAN TULISAN SAYA :
SUDILAH KIRANYA MENERBITKAN TULISAN SAYA :

Judul : LESSON STUDY
Penulis : Ir. Nanang Hariyanto, MA
Jumlah halaman : 97 halaman ( A4 )

Diskripsi Makalah :
Buku ini membahas tentang pembelajaran LESSON STUDY, baik pengertiannya, Lesson Study berbasis MGMP, Lesson Study berbasis Sekolah. Juga Model-model pembelajaran Lesson Study yang efektif, dan hubungan Lesson Study dengan KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Mata Pelajaran ).

HUBUNGI :
Ir. Nanang Hariyanto, MA. Guru Pertanian SMP N I Prigen

Alamat :
1. Pandaan :
Ir. Nanang Hariyanto, MA.
Jln. Sedap Malam, 53, RT : 02, RW : 07, desa Petungwulung, Kel. Petungasri, Kec. Pandaan. PASURUAN.
HP : 081 230840858

2. Surabaya :
Sulika SH
Gadukan Utara VII A. No : 16.
Kel. Krembangan, SURABAYA.
HP. o81230379363

Monday, April 26, 2010

SAYANGILAH DIRIMU ...............ANAKKU

Pernahku memandangmu, betapa bahagianya hatiku
Lewat sorot matamu, dan lembutnya kata-katamu......
Tapi aku hanyalah seonggok cahaya yang jauh darimu
Dan bila dekat aku adalah aku dan kamu adalah kamu
Kini ku tak bisa diam membisu .....
Sebab kau adalah bagian dari tanggung jawabku
Seperjalanan walau sejenak kau disisiku
Sayang...kau adalah anak-anaku, siswaku dan muridku
Aku adalah cahaya yang mencoba menerangi jiwamu
Lewat perkataanku..........
Lewat sikap dan tindak tandukku..........
Lewat ilmu yang kuberikan padamu.........
Hanya satu harapanku, semoga berguna bagimu
Tapi aku tak bisa memaksamu
Sebab aku adalah aku dan kamu adalah kamu
Seandainya kau rajut semua fatwa didalam hatimu.......
Betapa bahagianya hatiku
Sebab kau muridku, sayangku, dan seirama denganku
Tapi bila kau buang jauh, akupun tak marah padamu
Sebab kau berjiwa dan bersahaja dan berkehidupan didunia...
Hayna satu pesanku............
Sayang...........Sayangilah Dirimu.



Puisi kecil diwaktu senggang
Damar, 27 April 2010

GURU

Puitih harum namamu........kurajut dalam.....
Untaian semerbak wangi bunga
Menabur sukma meraih sang bayu
Kau taburkan fatwa.. kau sebarkan sejuta harapan
Pahlawan tanpa tanda jasa
Awan bergelora ditengah nuansa
Saat kau kumandangkan kata-kata penuh makna
Tersirat abadi disucinya awan kelabu
Merasuk kedalam sukma disucinya hati hamba Illahi..anak negeri
Itulah yang terpatri dihati................guru menyambung ilmu
Guru amanah Illahi, abdi negeri
Untaian amanah tetes demi tetes kau goreskan kedalam sebait kata, sebait kalimat dan kau hembuskan kedalam raga Merasuk kedalam sukma lewat celah-celah mutiara dimana sang permata berada
Lewat alunan senja bersahaya, lewat semilirnya angin sepoi-sepoi basah, kau rajut seribu angan, kau tabur sejuta harapan....untukmu tercinta anak negeri asuhan sang dewi..
Kau pandang setiap hari...........................
Kadang ada tetes air mata, bilai kau duka bila fatwa tak sampai kesana..lubuk hati yang paling dalam
Tapi ada harapan nuansa kelangit biru, keujung langit awan putih
Itulah sejenah wacana yang terpatri dilembaran awan suci, dibirunya langit biru, bila kau tengadahkan wajah sambil kau sibak smaradahana.



Puisi kecil diwaktu senggang
Damar, 27 April 2010

SUDAH PROFESIONALKAH ANDA ?

SUDAH PROFESIONALKAH ANDA ?
( Oleh : Ir. Nanang Hariyanto, MA. Guru Pertanian SMP Negeri I Prigen )


Professional dalam profesi,mrupakan fungsi dibawah ini :


P = A + bX1 + cX2 + dX3 + e


Dimana : P = Profesi yang professional
A = Kondisi dan Situasi PBM
X1 = Teori yang mendukung
X2 = Praktek yang telah dilakukan
X3 = Pengalaman
b,c,d = kondisi dari kemampuan X1,X2, dan X3


Jadi Pada dasarnya profesionalitas seseorang tergantung kepada sesuatu yang esensial, yaitu : teori ( x1 ), praktek ( x2 ), dan pengalaman ( x3 ), dan sesuatu yang non esensial yaitu kondisi dan situasi ( A ), dan kemampuan ( b,c,d ), serta faktaor keruntungan ( e).

Profesionalitas sangat dituntut didalam segala instansi atau lembaga yang digelutinya, baik instansi pemerintah ataupun instansi swasta. Semua menuntut profesi yang profesionalitas dari seseorang, sebagai pelaku didalamnya. Dengan profesioalitas yang tinggi, maka akan dihasilkan produks yang maksimal, untuk kepuasan konsumuen.Didalam dunia pendidikan juga dituntut adanya profesionalitas seorang guru, artinya guru harus profesional.

Kembali kepada fungsi diatas, maka seorang guru harus memiliki sesuatu yang esensial, yaitu : Teori, Praktek dan Pengalaman yang sangat baik, untuk mendukung profesinya sebagai guru, pendidik, pembimbing dan pengasuh siswa dalam rangka menciptakan generasi muda yang siap menyongsong kemajuan jaman diera modern ini.Dan sesuatu non esensial, yaitu kemampuan yang mendukung sesuatu yang esensial dan kemanpuan untuk menyesuaikan deng kondisi dan situasi didalam Proses Belajar Mengajar ( PBM ).

Nilai konstanta A,b,c,d, sangat berpengaruh sekali terhadap kwalitas guru pendidik. Ibaratkan saja nilainya dalah : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. Tentunya nilai 4 akan lebih baik dari nilai 1, dan selanjtnya nilai 7 lebih baik dari nilai 4. dengan demikian semakin tinggi guru menguasai teori pendidikan, berpengalaman, dan praktek mengajar , maka secara kronologis guru tersebut lebih professional, walaupun ada unsur e ( keadaan yang tidak menguntungkan / pengganggu ) sehingga guru tersebut kurang berhasil didalam operasionalnya.

I. Situasi dan Kondisi ( A ).
Guru harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia mengajar, baik lingkungan fisik, dan lingkungan non fisik, yaitu teman sesame guru pengajar, atasan dan staf-staf lainnya. Ketidak seimbangan dengan lingkungan akan mengakibatkankan kurang segarnya bertindak, bekerja, dan berperilaku didalam lingkungan tersebut, yang akhirnya akan berdampak negative terhadap profesinya sebagai guru.
Tindakan yang tepat apabila terjadi ketidak seimbangan dengan lingkungan :
1. Lingkungan fisik :
o Cobalah untuk memahami keadaan tersebut, dan pahamilah bahwa pembelajaran dapat berlangsung didalam kondisi apapun.
o Cobalah untuk mengubah sedikit demi sedikit lingkungan yang kurang sedap tersebut.
o Taruhlah bunga atau apaun yang menyebabkan anda senag dengan lingkungan tersebut.
o Buatlah taman atau kebun agar pelataran kelihatan asri dan menyenangkan sehingga enak untuk dipandang.



2. Lingkungan Non Fisik.
o Cobalah untuk mendekati walaupun apapun terjadi, sayangi, rangkullah.
o Cobalah untuk bercakap-cakap permasalahan yang sebenarnya agar ada saling menyayingi dan membutuhkan.
o Bila suasana tidak berubah cobalah untuk menghindar dengan cara yang baik.
o Cobalah untuk menjauh dengan cara yang baik.
o Bila terpaksa tegurlah, karena tidak selamanya orang dalam ketegangan.
o Bila tidak berubah cobalah konsultasi dengan BK, dan selanjutnya kepala sekolah.
o
Dengan demikian saudara sebagai guru akan dapat bekerja dengan baik, dan tidak akan mengganggu profesi didalam kegioatan pembelajaran. Tidak merugikan diri anda sendiri, siswa sebagai anak didik, dan kesadaran sesame teman seprofesi.

II. Teori ( X1).
Teori pembelajaran pada dasarnya tergantung kepada tiga pokok permasalahan, yaitu :

1. SISWA :
o Perkembangan Peserta Didik
o Psikologi, umum
o Psikologi perkembangan dan
o Psikologi social.

2. PBM ( Proses Belajar Mengajar ).
o Strategi Pembelajaran
o Rencana Pembelajaran
o Pengembangan Bahan Ajar
o Kurikulum,
o Evaluasi, dll

3. HASIL :
o Remidial Teaching, dll

Penguasaan terhadap teori pembelajaran memang agak sulit, tetapi bagaimana strategi saudara agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan sempurna, serta tujuan tercapai. Itu adalah kata kunci yang menjadi pedoman untuk mempelajari teori=teori yang mendukung Proses Belajar Mengajar ( PBM ). Selanjutnya dilakukan pengembangan sesuai dengan situasi dan kondisi, baik kondisi system pembelajarannya ataupun system instruksionalnya dengan berpedoman petunjuk-petunjuk didalam kegiatan pembelajaran. Workshop sangat membantu dan menunjang pengembangan kinerja ini.

III. Praktek ( X2 ).
Semakin lama pengabdian seorang guru, semakin paham akan kekurangan dan kelebihannya, baik terhadap dirinya sendiri sebagai guru pengajar, kegiatan pembelajaran, dan kondisis siswa sebagai anak didik. Dengan demikian, jelas sekali bahwa praktek sangat menunjang didalam peningkatan profesionalitas kerja seseoarng didalam lembaga, baik lembaga pemerintah ataupun lembaga swasta.

IV. Pengalaman ( X3).
Pengalaman baik secara institusioanal, yang direncanakan ataupun incidental yang tidak direncanakan. Insidental atau pembelajaran yang tidak direncanakan, baik secara procedural ataupun strukturisional akan menambah dan memperbaiki didalam kegiatan pembelajaran. Semakin orang berpengalaman semakin pintar seseorang tersebut untuk menghadapinya, dan menguasainya sehingga semuanya akan berjalan dengan baik didalam situasi dan kondisi apapun. Dengan demikian pengalkan sangar berhubungan signifikan dengan peningkatan profesi.

V. Non Esssensial ( a,b,c ).
Untuk factor X1, adalah jenjang pendidikan, D1,D2, D3, S1, S2 ,S3, bahkan Profesor. Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, semakain banyak teori yang dapat dikembangan didalam kegiatan pembelajaran.
Untuk factor X2, jangka waktu mengajar, semakin lama dia mengajar semakin banyak hal-hal yang didapat, baik itu kekurangan ataupun kelebihan, yang akhirnya sangat membantu didalam kegiatan pembelajaran.
Untuk factor X3, bukan hanya pembelajaran setempat tetapi dibeberapa tempat, baik tingkatan lembaganya, missal SMP, SMP ataupun Perguruan Tinggi, dan daerah dimana dia mengajar, didesa, perkotaan ataupun pedalaman.

VI. Faktor Keberuntungan (e).
Kondisional, baik kesehatan ataupun situasi tertentu yang dapat menghalangi jalanya Proses Belajar Mengajar ( PBM ), keberuntungan akan berpihak kepada seseorang apabila dekat dengan sang Maha Kuasa, sebab dengan dekatnya maka segala doanya insyaAlloh akan terkabul, termasuk doa akan berangkat untuk mengajar.

Faktor essensial, non essensial dan keberuntungan harus selalu ada didalam diri kita, sebab dengan demikian kita akan dapat mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya, dan tujuan akan tercapai. Ingat sesuatu yang dikerjakan kepada bukan ahlinya, maka kehancurannlah yang akan diterima, sebaliknya bila diserahkan kepada ahlinya InsyaAlloh perkembanganlah yang akan terjadi.

BACALAH DENGAN TEGAS

Membaca berarti mengembangkan ranah kognitif, dengan membaca setiap individu akan bertambah pengetahuan dan wawasannya, sehingga individu tersebut akan bertindak lebih professional karena bertambahnya pengetahuan yang mendukung proseionalitasnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dilingkungan jabatan atau lingkungan social.
Membaca yang benar berarti dengan membaca individu tersebut dapat bertambah pengetahuannya, apabila tidak bertambah pengetahuannya secara professional, maka dapat dikatakan bukan membaca tetapi melihat, melihat gambar, melihat bentuk tulisan atau melihat desain buku tersebut. Apabila itu yang terjadi berarti harus ada perbaikan terhadap buku sebagai bahan ajar, agar menarik minat baca pembaca, dan pengembangan bahan ajar ini bukan hanya ditinjau dari segi isi saja, tetapi dari semuanya, baik isi, konsep-konsep yang ada, teori-teori yang mendukung, susunan struktur isi, susunan kompetensi, dan fakta-fakta yang mendukung, sehingga minat baca seseorang semakin besar.
Membaca yang benar adalah membaca dengan procedural sebagai berikut :
1. Membaca dan menghafal.
2. Membaca dan memahami.
3. Membaca dan mengaplikasikan.
4. Membaca dan menganalisa.
5. Membaca dan mengembangkan.

1. Membaca dan Menghafal.
Didalam setiap materi, baik itu materi pelajaran, atau materi proposal, didalamnya akan mengandung beberapa istilah yang perlu dihapalkan, baik hafalan “ kata “ sebagai bagian isi dari materi, hafalan “ posisi kata “ menurut urutan struktur isi dan makna yang tercakup didalam materi tersebut, dan hafalan baik “ kata dan posisi “ untuk kelengkapan memahami materi tersebut.
Menghafal “ kata “ adalah menghafal istilah-istilah, teori-teori, konsep-konsep, rumus-rumus yang ada didalam tulisan materi tersebut. Ini adalah sayarat utama agar individu dapat memahami materi tersebut.
Menghafal “ posisi kata “ adalah menghafal urutan kata-kata tersubut didalam struktur isi materi secara keseluruhan, sehingga individu dapat mengkaitkannya menjadi satu pemahamana yang benar.
Menghafal “ kata dan posisi kata “ adalah menghafal selain istilah-istilah terbut juga posisinya didalam kedudukannya didalam hamparan seluruh materi pelajaran, sehingga dengan demikian individu akan memahami materi tersebut dengan sempurna.

2. Membaca dan Memahami.
Didalam materi pelajaran atau materi proposal mempunyai tujuan-tujuan yang harus dipahami oleh individu agar konsep-konsep yang tercantum didalam materi tersebut direspon oleh otak, yang selanjutnya diaplikasikan lewat kata, sikap dan gerak. Apabila pemahaman itu benar, maka kata, sikap dan gerka sebagai akibat respon dari baca akan benar, tetapi bila salah, maka semua akan salah.
Memabaca dan memahami adalah bagian yang sangat penting didalam kegiatan “ baca “, memahami konsep-konsep yang tercantum didalam pokok bahasan ( standard kompetensi ), memahami konsep-konsep yang tercantum didalam sub pokok bahasan ( kompetensi dasar ) yang merupakan pengembangan pokok bahasan. Dan memahami konsep-konsep yang tercantum didalam indicator. Setiap individu baca harus memamahami keterkaitan, antara pokok bahasan, sub pokok bahasan dan indicator, serta tujuan secara keseluruhan, sehingga individu baca memahami keseluruhan bahan ajar.
Materi pelajaran tersusun secara susunan kompetensi dan struktur isi. Susunan secara kompetensi merupakan susunan yang laing terkait antara konpetensi yang satu dengan lainnya, susunan merupakan satu urutan yang tidak dapat dibolak balik, sebab konpetensi yang satu menjelaskan konpetensi dibawahnya, selanjutnya konpetensi dibawahnya menjelaskan kompetensi dibawahnya lagi, dan seterusnya sampai konpetensi yang ada didalam keseluruhan materi bahan ajar.
Struktur isi merupakan saling keterkaitan antara pokok bahasan, sub pokok bahasan dari semua materi pelajaran. Struktur isi ini bisa secara hyrarkhis atau kelompok, hirarkhis susunan secara vertikal, sementara kelompok secara horizontal.
Pemahaman konsep-konsep, teori-teori, yang tercantum didalam struktur isi harus jelas, mana struktur yang sangat essensial mana struktur yang pengembang, sehingga secara hirarkhis pembaca dapat memahami keselruhan isi materi pelajaran.

3. Membaca dan Mengaplikasi.
Membaca harus bisa mengaplikasikan, baik kedalam bentuk nyata atau kedalam bentuk kiasan. Bentuk nyata adalah kejadian yang ada didalam masayarakt, sedangkan kiasan adalah miniatur dari kejadian dimasayarakat tersebut, dengan menggunakan alat praga. Syarat utama mengaplikasikan bahan ajar adalah harus benar-benar memahami konsep, teori dan prosedur yang ada didalam materi bahan ajar. Biasanya untuk mengaplikasikan materi bahan ajar, bisa melalui ” kontektual learning ” dengan menggunakan gambar-gambar atau slide, atau secara ” tutorial ” urutan kerja untuk mewujudkan dan mengapresiasikan tujuan yang terkandung didalam konsep bahan ajar tersebut.
Antara aplikasi dan pemahaman merupakan suatu keterkaitan yang sangat signifikan. Sebab apabila salah didalam memahami materi bahan ajar, maka akan sulitlah untuk mengapresiasikannya, baik secara gambar, slide atau tutorial.

4. Membaca dan Menganalisa.
Menganalisa adalah membandingkan konsep-konsep, teori-teori, tujuan didalam pokok bahasan yang tercantum didalam sub pokok bahasan atau indikator. Menganalisa atau membandingkan adalah evaluasi terhadap tujuan apakah tujuan itu sama atau tidak sama. Kalau analisa itu sama, tujuan pokok bahasan tersebut posisinya sama, walaupun pokok bahasannya berbeda tetapi tujuannya atau maknanya sama, sedangkan apabila tidak sama maka posisi tujuan pokok bahasan tersebut bertingkat. Artinya pokok bahasannya berbeda dan tujuannya atau maknanya tidak sama. Sebagai contoh didalam ilmu ” Agrobisnis ” modal usaha terbagi kedalam modal investasi, modal kerja, dan amortasi, ini posisinya sama yaitu modal usaha, tetapi BEP ( break event point ) sudah tidak sama posisinya, sebab pembahasan BEP merupakan kelanjutan dari pembahasan modal.
Itulah yang dimaksud dengan menganalisa atau membandingkan tujuan pokok bahasan dengan hasil sama didalam posisinya atau tidak sama didalam posisi struktur isi materi pelajaran. Dengan demikian pemahaman konsep materi pelajaran atau proposal dapat dipahami dengan jelas.

5. Membaca dan Mengembangkannya.
Dengan pemahaman, pengaplikasian dan pembandingan yang benar maka individu baca tersebut sudah menguasai struktur, konsep-konsep , teori-teori, procedural dan pola pikir yang mendukung mata pelajaran yang terkandung didalam tujuan pembelajaran. Selanjutnya individu baca dapat mengembangkannya sesuai dengan irama jalan pikiran konsep-konsep tersebut, setelah dipraktekkan didalam dunia nyata, dimana letak kekurangannya, dimana letak kebaikannya, dimana letak keberhasilannya, kenapa ini gagal, kenapa ini berhasil, dan lain sebagainya.
Mengembangkan bukan berarti lari dari focus pembecaraan awal pokok bahasan, tetapi pada dasarnya individu baca mengembangkan indicator-indikator menjadi pokok bahasan yang bias dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah. Dengan didukung konsep-konsep yang benar, maka pengembangan menjadi pokok bahasan, sub pokok bahasan dan indicator, merupakan perluasan wawasan dari ide tujuan pembelajaran.
Pertanggunga jawab secara ilmiah melalui verifikasi masa, baik didunia kampus atau kalangan umum.

PSIKOMOTORIK SEORANG GURU

Ranah psikomotorik merupakan bagian terpenting didalam kegiatan pembelajaran, khususnya yang berhubungan dengan “ body languase “ atau bahasa tubuh yang sangat membantu kelancaran dan keberhasilan didalam mewujudkan apa yang tertuang didalam tujuan pembelajaran.

Guru berasal dari bahasa Jawa, gu berasal dari kata “ digugu “ ru berasal dari kata “ ditiru “. Jadi guru adalah kepanjangan dari digugu lan ditiru, digugu mempunyai makna setiap apa yang dikatakan guru diakui kebenarannya, dan ditiru bermakna semua sikap dan tindak tanduk guru akan dicontoh dan ditauladani.
Guru adalah seorang yang diakui kebenaran setiap ucapan atau kata-katanya dan menjadi contoh tauladan dilingkungannya. Oleh karena itu setiap guru harus professional dan menguasai bidang keilmuannya dan bermoral tinggi dimata siswanya, rekan sejawatnya dan lingkungan sekitarnya.
Menurut Ki Hajar Dewantoro : “ guru harus berpedoman kepada tiga sikap, yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, “ artinya didepan harus menjadi contoh teladan yang baik, ditengah harus dapat membangun semangat dan memberi penguatan yang kuat, dan dibelakang dapat mendorong lajunya pembangunan. Dengan demikian guru sebagai figure sentral didalam kegiatan pembelajaran dapat mewujudkan cita-cita bangsa menciptakan generasi muda yang tangguh dan siap menghadapi kemajuan jaman.
Selain kognitif dan afektif, seorang guru memiliki ranah pembawaan sejak lahir yang tidak kalah pentingnya didalam menciptakan kesuksesan kegiatan pembelajaran. Ranah tersebut adalah ranah psikomotorik, yang berfungsi untuk menggerakkan semua anggota badan dalam hubungannya dengan keinginan, hasrat dan dalam rangka mensukseskan membentuk dan mewujudkan tujuan pembelajaran, membentuk dan mewujudkan pembelajaran optimal.
Ranah psikomotorik terdiri dari :
1. Gerak otot ( dasar ).
2. Gerak bertujuan dengan belajar.
3. Gerak untuk berkomunikasi.
Ketrampilan guru didalam kegiatan pembelajaran adalah :
1. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran.
2. Ketrampilan menjelaskan materi pelajaran.
3. Ketrampilan bertanya dan memancing pertanyaan.
4. Ketrampilan reinforce ( penguatan / motivasi ).
5. Ketrampilan mengelola kelas.

Ketrampilan guru didalam kegiatan pembelajaran mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kemampuan ranah psikomotorik yang dimilikinya. Dengan kemampuan gerak dasar ( otot ), gerak yang bertujuan dengan belajar dan gerak untuk berkomunikasi, guru dapat menyempurnakan kegiatan pembelajaran.

Hubungan ranah psikomotorik dengan ketrampilan pembelajaran :
1. Bagaimana sikap guru didalam membuka dan menutup mata pelajaran.
2. Bagaimana sikap guru dalam menjelaskan materi pelajaran.
3. Bagaimana sikap guru dalam bertanya dan memancing pertanyaan.
4. Bagaimana sikap guru dalam memberikan reinforce ( penguatan / motivasi ).
5. Bagaimana sikap guru dalam pengelolaan kelas.

Tentunya banyak kendala yang harus diperhatikan guru didalam bersikap, sebab perkembangan anak didik didalam pertumbuhan dan pendewasaan jiwa dan raganya sangat tergantung kondisi alam sekitarnya, baik itu lingkungan hidup atau lingkungan mati, termasuk sikap guru yang sangat berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan kedewasaannya. Itulah alunan nada yang diberikan kepada predikat guru ” digugu lan ditiru ”, kalau salah dalam bersikap maka akan membahayakan terhadap pertumbuhan dan kedewasaan anak didik didalam perkembangannya.

1. Sikap guru didalam membuka dan menutup pelajaran.
Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada apa yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran, maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Itulah sikap yang benar seorang guru didalam membuka dan menutup mata pelajaran, selain kegiatan pada umumnya didalam kelas dimulai dari, menertipkan siswa, mengisi daftar hadir, menyiapkan alat-alat pengajaran dan buku-buku yang akan dipakai, salam dan berdo’a.

Dengan demikian siswa termotivasi dan mengetahui apa yang akan dipelajari, batas-batas materi yang akan dikerjakan, menghubungkan fakta-fakta, dan menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang pernah dia alami.

2. Sikap guru didalam menjelaskan materi pelajaran.
Didalam memberikan penjelasan kepada siswa guru harus dapat menyampaikan secara rasional, dan keterkaitan hubungan antara konsep-konsep dan fakta, serta sebab-sebab mengapa keadaan itu terjadi. Gambaran yang diberikan harus jelas dan sejelasnya, sehingga guru diharuskan untuk menambah pengetahuan diluar stimulus yang ditulis didalam materi pelajaran, bisa dari fakta kongkrit dilapangan, atau pengalaman yang dialami.

Didalam memberikan penjelasan kepada siswa, diharapkan siswa untuk mengerti dalam arti siswa dapat mengembangkan daya nalarnya terhadap kejadian-kejadian, konsep-konsep, dan hubungan didalamnya, bukan doktrinasi yang menekan.

Beberapa komponen yang perlu dijelaskan :
a. Kejelasan tujuan, bahasa dan proses penjelasan.
b. Memberikan penekanan dengan cara variasi dalam gaya mengajar ( variasi suara, mimik ) dan membuat struktur sajian dalam bentuk suatu kerkaitan yang jelas dengan model akar.
c. Memahami tingkah laku siswa, memberikan kesempatan siswa apakah penjelasan yang diberikan bersifat bermakna atau tidak.



3. Sikap guru didalam bertanya dan memancing pertanyaan.
Sebelum mengajukan pertanyaan seorang guru diharapkan memberikan gambaran tentang pokok permasalahan, dan didalam mengajukan pertanyaan diharapkan respon yang didapat dari siswa adalah respon yang umum selanjutnya diubah kedalam permasalahan yang sempit melalui duskusi.

Beberapa syarat didalam memberikan pertanyaan :
a. Pertanyaan harus diucapkan dengan jelas dan singkat.
b. Memberikan kesempatan berfikir kepada siswa dalam beberapa waktu, sebelum siswa menunjukkan respon dari pertanyaan.
c. Bagi siswa yang mengalami kesulitan merespon pertanyaan, guru diharapkan mengatur strategi dengan jalan mengungkapkan pertanyaan lain yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya.
d. Sebaiknya kata tanya yang diberikan disesuaikan dengan tujuan perkembangan kognitif siswa, seperti sebutkan untuk hafalan, bagaimana pendapat kamu untuk pemahaman, apa bedanya untuk analisis, ceritakan untuk sintesa dan lain-lain.

4. Sikap guru didalam reinforce ( motivasi / penguatan ).
Didalam memberikan reinforce ( motivasi / penguatan ) sebaiknya dilakukan dengan penuh kehangatan dan keantusiasan, menghindari respon negative, dan bermakna bagi kepentingan siswa.


Beberapa komponen didalam memberikan reinforce.
a. Pujian ( penguatan verbal ), berupa kata-kata yang diucapkan guru, seperti
: baik, bagus, tepat, saya sangat menghargai pendapatmu, pikiranmu sangat
cerdas, dan sebagainya.
b. Dalam bentuk mimic, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa ( penguatan gastural ), seperti : mengangkat alis, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan dan lainnya.
c. Dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.
d. Dengan memberikan sentuhan, memberikan penghargaan kepada siswa dengan cara menepuk pundak, berjabat tangan, atau mengangkat tangan siswa.

5. Sikap guru didalam pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas bertujuan untuk pembelajaran optimal, hal ini akan tercapai apabila guru mampu didalam mengatur siswa, sarana pengajaran dan mengendalikan suasana pengajaran yang menyenangkan. Pengandalian mengajaran sangat berkaitan dengan sistem instraksional, sehingga guru perlu untuk mengkondisikan suasana belajar agar tidak terjadi gangguan terhadap belajar mengajar, walaupun sifatnya sementara.

Beberapa komponen didalam pengelolaan kelas :
a. Menunjukkan sikap tanggap, sehingga siswa merasakan guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat.
b. Membagi perhatian yang efektif, baik secara visual ( tingkah laku ) dan verbal ( kata-kata ).
c. Memusatkan perhatian kelompok, dengan harapan mempertahankan perhatian sesama teman, menyiagakan siswa didalam kerja sama, dan menuntut tanggung jawab.
d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas serta menegur dengan cara yang baik ( santun ).

Apabila kelima sikap motorik seorang guru didalam kegiatan pembelajaran, baik pada waktu membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, memberikan reinforce, bertanya dan memancing pertanyaa, serta pengelolaan kelas dilakukan dengan benar, maka kelancaran proses belajar mengajar akan terjadi dan kegiatan pembejaran akan tertip tidak akan ada gangguan. Selain itu akan menimbulkan kesan yang menyenangkan baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan lingkungan, sehingga pembelajaran optimal akan terbentuk, tentunya untuk mencapai kondisi yang sempurna perlu adanya pembelajaran, memperbaiki kekurangan dan meningkatkan yang sudah benar.

Thursday, April 22, 2010

MANAJEMEN KESISWAAN


MANAJEMEN KESISWAAN
Oleh : Ir. Nanang Hariyanto, MA. Guru Pembina Pertanian SMP N I Prigen

Semua kegiatan disekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal. Sebagai pemimpin disekolah, kepala sekolah memegang peran penting dalam menciptakan kondisi tersebut.

I. Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Kesiswaan :
a. Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus
didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
b. Diperlukan wahana kegiatan yang beragam, agar setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal. Hal ini karena siswa sangat beragam baik ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, social ekonomi, minat dan bakat.
c. Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
d. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.


II. Tugas Kepala Sekolah Dalam Memanajemen Kesiswaan :
Sebelumnya perlu diketahui, meskipun ada wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, kepala sekolah tetap memegang peran sangat penting, karena keputusan akhir setiap kegiatan ada pada kepala sekolah. Tugas kepala sekolah ( dibantu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan meliputi :
a. Penerimaan siswa baru.
b. Pembinaan siswa disekolah.
c. Pemantapan program kesiswaan.
III. Tugas Kepala Sekolah Dalam Penerimaan Siswa Baru :
a. Perencanaan Daya Tampung.
Menjelang tahun ajaran baru, sekolah perlu menghitung ulang daya tampung sekolah, dan menentukan jumlah siswa baru yang akan diterima. Cara dan format isian daya tampung terdapat dalam buku Petunjuk Administrasi Sekolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan daya tampung adalah :
1. Jika besar ruang belajar bervariasi harus diperhitungkan secara rinci daya tampung setiap kelas.
2. Dalam menghitung daya tampung setiap kelas harus diperhatikan kondisi belajar siswa dan disesuaikan dengan aturan yang berlaku.
b. Seleksi Calon Siswa Baru.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sekolah dalam seleksi calon siswa baru, yaitu :
Penerimaan siswa baru merujuk kepada Keputusan Dirjen Disdasmen tentang Penerimaan Siswa Baru.

IV. Pembinaan Siswa Baru :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam pembinaan siswa baru :
a. Cara Pengelompokan Siswa.
Pengelompokan siswa yang paling awal adalah pengelompokan dalam kelas, ketika siswa mulai mengikuti pelajaran.
Ada dua cara pengelompokan dikelas :
1. Pengelompokan Homogen .
Cara ini memudahkan guru dalam pengelolaan belajar mengajar, tetapi proses sosialisasi dikelas menjadi berkurang. Jika pola ini dilakukan , sekolah harus merancang wahana untuk proses sosialisasi diluar kelas, serta mengontrol pelaksanaannya.
2. Pengelompokan Heterogen.
Cara ini memudahkan siswa bersosialisasi dikelas, tetapi guru perlu menerapkan strategi pembelajaran yang efektif untuk kondisi kelas heterogen.


b. Kenaikan Kelas.
Kenaikan kelas harus dilakukan berdasarkan aturan yang berlaku secara konsisten. Menaikkan siswa yang seharusnya tidak naik akan menyulitkan si anak yang bersangkutan , guru, maupun sekolah. Kepala sekolah perlu meyakinkan hali ini kepada guru, orang tua siswa, maupun pihak lain yang terkait.

c. Penentuan Program.
Penentuan program harus dilakukan berdasarkan bakat dan minat siswa. Untuk itu perlu diperlukan :
1. Tes bakat atau cara lain untuk dapat mengetahui kecenderungan bakat siswa .
2. Meyakinkan siswa dan orang tua siswa, bahwa penentuan program dimaksudkan untuk menempatkan siswa sesuai dengan minat dan bakat, bukan berdasarkan peringkat nilainya.

d. Pembinaan Disiplin.
Disiplin merupakan salah satu modal utama pengembangan sekolah. Oleh karena itu sejak awal, pembinaan disiplin harus menjadi perhatian kepala sekolah. Bagaimana cara membina disiplin dapat dibaca pada Bab. XVIII ( Membentuk Disiplin Sekolah ).

e. Kegiatan Ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat bagi siswa khususnya untuk pembinaan kepemimpinan, keagamaan, kepekaan social, pembinaan bela Negara dan sebagainya. Setiap siswa sebaiknya diwajibkan paling tidak ikut satu kegiatan ekstrakurikuler, agar memperoleh kesempatan mengembangkan diri.

Kepala sekolah dapat melakukan :
1. Identifikasi kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan disekolah.
2. Menunjuk coordinator untuk setiap kegiatan.
3. Meminta setiap coordinator untuk menyusun program kerja yang akan menjadi bagian dan rencana kegiatan sekolah.
4. Memantau pelaksanaannya.
V. OSIS ( Organisasi Siswa Intra Sekolah ).
Perlu dipahami bahwa kegiatan ekstrakurikuler biasanya dikaitkan dengan kegiatan OSIS, artinya meskipun gagasan awal kegiatan tersebut datangnya dari pimpinan, pelaksanaannya dilakukan oleh OSIS.
Beberapa langkah dalam membina OSIS :
a. Mengkoordinasikan dengan guru mata pelajaran dan wali kelas. Hal ini untuk menghindari kegiatan yang tumpang tindih dengan kegiatan pembelajaran dikelas.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengurus kegiatannya sendiri. Hal ini sangat penting untuk melatih siswa bertanggung jawab dan mengurus dirinya sendiri.
c. Menggalang kerjasama dengan unit pembinaan pemuda diluar sekolah, misalnya Kwartir Pramuka, Palang Merah Indonesia, dan sebagainya.
d. Melibatkan orang tua. Orang tua perlu diajak berpartisipasi dalam kegiatan OSIS, khususnya yang memiliki tugas atau minat yang relevan.

VI. Tugas Kepala Sekolah Terhadap Kegiatan OSIS.
Kepala sekolah sangat berkepetingan dengan paemantapan program kesiswaan, karena pelaksanaan sehari-hari program tersebut dilakukan oleh banyak staf dan kegiatannya sangat bervariasi . Untuk pemantapan program perrlu dilakukan langkah-langkah :
a. Rapat koordinasi secara periodik.
Misalnya setiap cawu sekali dilakukan rapat koordinasi bidang kesiswaan. Pada rapat tersebut dibahas status pelaksanaan setiap program kesiswaan, sehingga dapat diketahui kemajuan maupun hambatan yang terjadi.
b. Evaluasi keberhasilan program.
Setiap akhir tahun pelajaran dilakukan evaluasi terhadap kegiatan kesiswaan, sehingga diketahui tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan semula. Hasil evaluasi itu sangat penting untuk menentukan kebijakan dalam menyusun kegiatan kesiswaan tahun berikutnya.

( Anonim, MANAJEMEN SEKOLAH, Departemen Pendidikan Nasioanal )

SISTEM INSTRAKSIONAL


SISTEM INSTRUKTIONAL
Oleh : Ir. Nanang Hariyanto, MA. Guru Pertanian SMP Negeri I Prigen


Sistem Instructional, adalah suatu kondisi yang saling berkaitan satu komponen dengan komponen instructional pembelajaran didalam Proses Belajar Mengajar . Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Isi yang terkait didalam Pelaksanaan Pembelajaran
2. Isi Standar Ketuntasan KTSP sesuai dengan ketentuan.

Bila ditinjau dari pelaksanaan pembelajaran, maka didalam proses belajar mengajar, seorang guru mentranfer pembelajaran kepada siswa dengan berpedoman komponen-komponen yang saling terkait didalamnya, dengan tujuan agar tujuan standar kompotensi tercapai, tujuan kompetensi dasar tercapai, dan tujuan instructional tercapai, sesuai dengan ketentuan stnadart ketuntasan KTSP ( 74,6 ). Pembelajaran dikatakan sukses apabila nilai dari siswa setelah proses belajar dari tes formatif > 74,6 yang berarti siswa telah tuntas didalam peguasaan materi pelajaran.

A. Instruktional :
1. Pelaksanaan Pembelajaran :
Diskripsi Mata Pelajaran :
Tujuan : Mengenal bagaimana perkembangan agribisnis di Indonesia, dan bergerak
dibidang apa saja.

Standar Kompetensi :
I. Siswa memahami tentang bagaimana perkembangan agrobisnis di Indonesia.

Kompetensi Dasar :
1. Siswa mempelajari perkembangan agrobisnis di Indonesia.

Proses Belajar Mengajar ( PBM ) :
Strategi Pembelajaran : Pendekatan Klasikal, Pendekatan Individual,Pendekatan Konsep dan Komunikasi, Pendekatan experimen.

Metode Pembelajaran : Belajar Aktif ( Tutor Sebaya ).

Model : Consepsentense
Tehnik Pembelajaran :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi secukupnya.
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya + 4 orang secaraheterogen.
4. Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan.
5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan tujuanmenggunakan minimal
4 kata kunci setiap kalimat.
6. Hasil diskusi kelompok, didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru.
7. Kesimpulan



Texbook :
Lembar Literatur
Kompetensi “ Pengantar Agrobisnis “
Penilaian :
Lembar Evaluasi , 5 soal uraian
Score : 20 / butir
Score Total ; 100
Target Ketuntasan :
X ( Rata-rata SKBM, KKM, TPK ) > 74,6
PAN, persentasi ( % ) , actual > 6,0

Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan kegiatan :
Kegiatan Awal :
Kegiatan pendahuluan, mengapresiasikan ktrampilan membuka pelajaran, yang dimulai dengan doa dan salam, selanjutnya apersepsi keterkaitan materi pelajaran terdahulu. Kegiatan ini diperkirakan memakan waktu 10 menit ( 10’), kegiatan ini merupakan sesuatu yang sangat essensial didalam instructional, sebab bila 10 menit awal pelajaran ini salah mengarahkannya, maka akan berakibat salah seterusnya, tetapi bila 10 menit ini baik dan benar mengarahkannya, baik ditinjau dari kondisi siswa, materi pelajaran, sikap, dan kesiapan, maka akan terjadi kegiatan instructional yang benar.
Selain itu guru juga menentukan kelompok belajar yang terdiri dari + 4 siswa, dan memitivasi agar terbentuk komunitas belajar, dengan system tutor sebaya, tanpa ada yang dirugikan dan diuntungkan.
Alokasi waktu, 10 menit untuk kegiatan pendahuluan, 70 menit untuk kegiatan inti, dan 10 menit untuk kegiatan penutup. Kegiatan ini sangat penting sekali, ketepatan waktu dari tiap-tiap kegiatan akan memperlancar proses pembelajaran.
Kegiatan Inti :
Kegiatan ini berisi berbagai macam ketrampilan yang harus dikuasai guru didalam kegiatan pembelajaran, tetapi didalam model pembelajaran Lesson Study, guru tidak harus memfasilitasi siswa secara keseluruhan, guru hanya memberikan prosedur kerja, selanjutnya siswa yang aktif untuk menyelesaikan prosedur tersebut. Prosedur kerja diberikan oleh guru agar kegiatan pembelajaran terarah dan tidak melantur kemana-mana.
Dari 70 menit waktu yang diberikan untuk kegiatan inti, hampir seluruhnya untuk siswa, guru hanya melayani dan mefasilitasi prosedur kerja, dan apabila ada permasalahan yang dihadapi siswa. Guru boleh bertanya atau beraplikasi apabila terjadi kevakuman didalam kegiatan pembelajaran, agar siswa memahami persoalan yang dihadapi, dan selanjutnya guru mengevaluasi hasil diskusi siswa dengan tes formatif untuk melihat hasil belajarnya, dengan ketentuan ketuntasan target ketuntasan KTSP.
Kegiatan Penutup :
Kegiatan ini merupakan akhir pembelajaran, dimana guru memberikan kesimpulan dan meringkas pelajaran, selanjutnya ditutup dengan salam.

Standar ketuntasan KTSP, merupakan standar yang menentukan ketuntasan siswa didalam kegiatan pembelajaran. Apabila hasil tes formatif siswa > standar ketuntasan KTSP, maka siswa dikatan tuntas, apabila tidak maka perlu diremidi.
Standar ketuntasan ini, merupakan hasil rata-rata nilai SKBM ( Standar Ketuntasan Belajar Minimal ), KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ), dan TPK ( Tingkat Penguasaan Kompetensi ), dari masig-masing indicator yang terdapat didalam materi pelajaran. Selanjutnya nilai standar ini dipakai sebagai standar ketuntasan belajar siswa dan keberhasilan guru didalam kegiatan pembelajaran.

B. Kondisi Instructional :
1. Fasilitator.

Guru sebagai fasilitator adalah membantu siswa yang kurang memahami materi pelajaran dan konsep-konsep pemahaman bahan ajar, serta membantu jalannya komunitas belajar baik secara individual atau kelompok belajar didalam kegiatan tutor sebaya. Pada dasarnya fungsi guru yang sebenarnya adalah pembantu, artinya membantu siswa untuk membangkitkan “ ranah kognitif “ yang ada didalam diri siswa pada khususnya dan “ ranah afektif serta ranah psikomotorik “ pada umumnya. Memang pada dasarnya didalam kegiatan pembelajaran porsi peningkatan intelektual siswa adalah sama, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, untuk menciptakan manusia yang cerdik pandai , beriman dan bertagwa, sesuai dengan tujuan penbdidikan nasional IPTEKS ( Ilmu Pengetahuan Tehnologi dan Kesenian ) dan IMTAQ ( Iman dan Taqwa ). Tetapi kenyataannya didalam kegiatan pembelajaran sebagian besar hanya ranah kognitif saja yang tersentuh, ini bahaya, sekali lagi ini bahaya, sebab menciptakan manusia yang cerdik pandai, tanpa didasari iman dan taqwa, akan berakibat fatal bila imannya tidak kuat nanti.
Sebagai harapan kepada guru BK ( Bimbingan Konseling ) lah harapan guru-guru agar anak dididik, dibimbing dengan dasar iman dan taqwa yang kuat agar menjadi manusia yang berbudu luhur, iman yang kuat dan selalu ingat kepada Alloh SWT bertawakkal didalam hidupnya. Sebab dengan bekal iman dan taqwa insya Alloh manusia akan selamat dunia akherat.
Kembali kepada fungsi fasilitator, guru harus jeli didalam pengawasan kegiatan pembelajaran, baik kepada siswa secara individual atau klasikal, sejak awal pembelajaran, pembagian tugas sampai selesai.
- Apabila ada siswa yang kondisinya merasa tertekan dari mimik raut mukanya, maka guru secepatnya membantu kekurang tahuannya, atau kondisi tekanannya.
- Apabila ada kelompok belajar yang yamai guru membantu mengatasi agar kondisi belajar menjadi aktif.
- Apabila ada siswa yang bertanya guru wajib menjelaskan sejelas-jelasnya sampai siswa dirasakan faham.
- Dll.
Dengan demikian suasana pembelajaran akan berjalan dengan baik, guru tak perlu menggurui, tak perlu menjelaskan sampai sedetil-detilnya, biar siswa yang mengembangkan cara berfikirnya, mengembangkan ranah kognitifnya untuk memahami materi sedalam-dalamnya.

2. Komunikator.
Komunikator guru sebagai pembicara didalam kelas didalam proses belajar mengajar. Agar kuminikasi bisa lancar searah, dua arah, ataupun banyak arah, maka :
1. Suara lemah dan lembut serta halus.
2. Suara harus dapat didengar oleh seluruh siswa didalam ruang kelas.
3. Suara harus jelas dan tegas.
4. Suara tidak perlu bertele, tetapi singkat dan jelas.
5. Pokok permasalah harus tersampaikan dengan jelas.
6. Diharapkan mendapat respon positif dari siswa.
7. Posisi berbicara sebaiknya pada keadaan yang dapat didengar oleh seluruh siswa.

Dengan mengambil formasi yang tepat maka proses komunikasi, baik searah, dua arah, ataupun banyak arah akan terlaksana dengan sebaik-baiknya, sehingga membantu jalannya kegiatan pembelajaran.


C. Setting Tempat Duduk :
1. Model Berbanjar .

2. ModelTapal Kuda
3. Model Huruf U.

Baik setting tempat duduk, posisi berbanjar, posisi tapal kuda, dan posisi huruf U, siswa berhadap-hadapan pada saat melakukan belajar kelompok ( tutor sebaya ), sesuai dengan kelompok belajarnya. Agar suasana belajar dapat hidup maka setiap kelompok belaja

Wednesday, April 14, 2010

KEBIJAKAN YANG MEMPERDAYA


Sudah selayaknya seorang guru harus membuat perangkat pembelajaran dalam bentu sistem pembelajaran dan sistem instraksional dalam rangka mempersiapkan kegiatan pembelajaran. Tentunya tidak semudah apa yang dikata, tetapi harus proporsional dan sangat erat sekali dengan kondisi materi pelajaran, dari tingkat essnsial, kerumitan dan kemampuan siswa. Dengan melihat kondisional materi pelajaran guru dapat membuat perangkat dengan sebenar-benarnya.
Semua kegiatan ini adalah wewenang mutlak guru sebagai pemegang mata pelajaran, kebijakan yang harus dapat dipertanggung jawabkan, dan sangat signifikan dengan keberhasilan mutu hasil anak didik baik secara keilmuan, moral dan sosial masyarakat sebagai bekal kehidupannya.

Didalam kegiatan pembelajaran terjadi proses pertemuan antara konsep-konsep materi pelajaran, konsep-konsep yang terkandung didalam tujuan pembelajaran dan konsep pemikiran siswa sebagai pebelajar. Diantara ketiga konsep itu guru sebagai figur sentral yang menjembatani pertemuannya dengan tujuan agar proses belajar mengajar mencapai target sesuai dengan ketentuan dan belajar optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu kebijakan yang benar didalam pemilihan komponen-komponen pembelajaran, baik sistem pembelajaran dan sistem instraksionalnya, agar guru tidak terpedaya oleh kebijakan yang telah dibuatnya sendiri. Seolah-olah benar dan dapat diapresiasikan dengan benar didalam kegiatan pembelajaran, tetapi sebenarnya tidak mengena sama sekali terhadap fungsi pemahaman siswa didalam menangkap stimulus yang diberikan guru kepada siswa. Sebenarnya kita terpedaya oleh kebijakan kita sendiri, yang ternyata tidak dapat menjembatani konsep ilmiah materi pelajaran, tujuan pembelajaran dan konsepsi siswa, betapa naifnya pekerjaan yang sia-sia.

Kegiatan MGMP ( Musyawarah Guru Mata Pelajaran ) adalah sangat mutlak diperlukan, dengan musyawarah dari beberapa guru mata pelajaran didalam membuat kebijakan perangkat yang dapat dijadikan jembatan yang sangat baik dan benar untuk ketiga konsep yang terkandung didalam materi pelajaran, tujuan pembelajaran dan konsepsi siswa, maka akan membantu memperlancar jalannya proses kegiatan pembelajaran dan kepiawaian guru dalam mengajar.

Pertimbangan Kebijakan Dalam Kegiatan Pembelajaran :
1. Memahami karakteristik siswa dari aspek fisik, sosial, moral, emosional, kultural dan intelektual.
2. Memahami teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Memahami keterkaitan antara perangkat pembelajaran, khususnya strategi dan pendekatan, metode dan model harus disesuaikan dengan kondisi materi pelajaran dan kemampuan siswa.
4. Memahami berapa Komponen Dasar ( KD ) dalam satu kali tatap muka, agar tercapai target ketentuan ketuntasan belajar.
5. Memahami berapa kali sebaiknya Ulangan Harian ( UH ) dalam satu semester dan bagaimana bentuk tes formatif setelah kegiatan tatap muka harus dibuat sebaik mungkin untuk mengetahui hasil belajar siswa.
6. Memahami kondisi ruangan sebagai tempat pembelajaran didalam menentukan keberhasilan pembelajaran.

Dengan mengacu kepada keenam point diatas, guru dapat memilih strategi pendekatan apa yang dipakai didalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya metode apa yang sebaiknya dipakai, ceramah atau belajar aktif, serta model pembelajaran apa yang paling tepat.

Akibat Kesalahan Mengambil Kebijakan Dalam Kegiatan Pembelajaran :
1. Kegiatan pembelajaran terjadi tetapi tujuan dan target ketuntasan tidak tercapai optimal.
2. Kemungkinan besar akan salah memotifasi dan memberi penguatan yang berakibat fatal bagi prestasi belajar siswa.
3. Siswa tidak dapat memahami secara optimal penjelasan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran.
4. Kegiatan pembelajaran telah memperdaya kita, seolah-olah sudah benar tetapi malah berakibat kerancuan konsep yang tertanam kedalam siswa.

Kebijakan didalam membuat perangkat pembelajaran yang tepat sangat diperlukan, kebijakan yang salah akan memperdaya kita sebagai guru mata pelajaran, dan akhirnya kita semua rugi, baik siswa, lembaga dan kelangsungan hidupnya.

MEMBANGUN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK DENGAN DIAM


Diam itu sendu, diam itu menarik, dan diam itu lebih baik. Itulah arti diam yang sering didendangkan orang didalam alunan senja kehidupan dan perjalanan sang insan. Tetapi yang dimaksud disinibukan diam sembarang diam seperti diamnya alunan senja kehidupan, tetapi diam yang membangun, diam yang memotifikasi, diam yang memberi penguatan, kepada siswa anak didik didalam kegiatan pembelajaran.
Kalau kita lihat lautan, kalau kita lihat rembulan, kalau kita lihat matahari semua diam, tetapi didalam lubuk hati yang paling dalam timbul sejuta pertanyaan, bahkan berjuta-juta pertanyaan akan diamnya lautan, rembulan dan matahari. Begitu juga yang diharapkan didalam kegiatan pembelajaran, dengan diamnya guru diharapkan timbul berbagai pertanyaan dari anak didik akan ketidak tahuan, akan sejuta misteri yang ada didalam hati mereka, ketika melihat, mengamati, dan mempelajari materi pelajaran yang dikemas didalam LKS ( Lembar Kerja Siswa ).
Guru cukup memberikan stimulus materi pelajaran yang merupakan kunci pokok materi berupa judul materi pelajaran, pokok bahasan ( Standar kompetensi ) dan sub pokok bahasan ( Kompetensi Dasar ) yang tercantum didalam pembahasan materi pelajaran, selanjutnya siswa dianjurkan untuk belajar sendiri terhadap konsep-konsep yang ada didalam pembahasan materi pelajaran, sesuai dengan kemampuan lognitif, afektif dan psikomotorik masing-masing siswa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat diam :
1. Guru harus jeli didalam memberikan kata kunci yang berupa pokok bahasan ( Standar Kompetensi ) dan sub pokok bahasan ( Kompetensi Dasar ) didalam membahas materi
pelajaran.
2. Guru harus jeli memperhatikan kegiatan siswa, mulai dari mimik raut muka, anggota badan mereka dengan benda-benda sekitarnya.
3. Guru harus jeli memperhatikan kelompok belajar mereka yang terdiri dari 4 ( empat ) orang siswa, apakah terjadi kegiatan pembelajaran atau tidak.
4. Guru harus pandai-pandai memperlihatkan sikap yang membantu siswa untuk belajar.
5. Guru harus dapat mengawasi semua siswa didalam kelas dengan menempatkan posisi berdiri didepan kelas yang benar.
6. Guru harus mempunyai wawasan yang luas terhadap materi pelajaran, baik pengembangan pokok bahasan ( Standar Kompetensi ), pengembangan Sub pokok bahasan ( Kompetensi Dasar ) dan pengembangan Indikator.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Guru harus dapat menjelaskan sejelas-jelasnya setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswa, dan mengulang kembali apabila siswa belum jelas.
2. Guru harus dapat membantu apabila ada siswa yang bengong, atau memainkan benda-benda disekitar pada saat terjadi kegiatan pembelajaran didalam kelompok belajarnya ( tutor sebaya ), dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang menyangkut materi pelajaran atau kondisi belajarnya agar dapat belajar dengan temannya.
3. Guru harus menegur apabila ada siswa yang membuat gaduh atau keributan didalam kelompok belajarnya, selanjutnya dianjurkan untuk belajar dan terjadi kegiatan belajar kelompok.
4. Guru harus dapat membantu agar terjadi kegiatan pembelajaran didalam kelompok belajar mereka, dengan jalan memberikan tugas atau kegiatan lainnya.
5. Guru harus memperlihatkan sikap profesional didalam memberikan penjelasan didepan kelas, tegas, lugas dan tepat.

Kondisi saat diam :
Tentunya terjadi sesuatu yang sangat aneh dan mengherankan apabila ada guru yang diam membisu saat kegiatan pembelajaran, seharusnya guru memberikan ceramah yang berupa penjelasan-penjelasan yang kongkrit kondisi pembelajaran. Memang aneh tapi saat terjadi suasana " kebengongan " guru cuma memberikan pertanyaan yang santun kepada siswa " coba pelajari dan yang sulit ditanyakan ".
Saya kira itu sudah merupakan penguatan motivasi yang sangat diperlukan murid untuk belajar, dan membangkitkan semangat belajar mereka. Sehingga selanjutnya siswa tergugah untuk belajar dengan menunjukkan beberapa perubahan sikap belajar mereka. Artinya kita telah menggugah, membangkitkan kognitif, afektif dan psikomotorik mereka untuk mempelajari materi pelajaran yang dibahas didalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini ditunjukkan :
1. Siswa mulai bertanya dengan beberapa pertanyaan materi pelajaran.
2. Siswa mulai bertanya dan belajar dengan teman sekelompoknya.
3. Mulai ada perubahan didalam kelompok belajarnya.

Selanjutnya biarkan mereka belajar didalam kelompok belajarnya dengan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik mereka, selanjutnya diadakan evaluasi belajar mereka dengan mengadakan diskusi bersama dengan guru mata pelajaran. Didalam diskusi bersama ini guru harus jeli dan pandai terhadap siswa-siswa yang pandai, sangat pandai dan rendah, selanjutnya bagaimana guru dapat membantu siswa yang rendah menjadi pandai, siswa yang pandai menjadi sangat pandai dan yang sangat pandai tetap bertahan diposisinya.
Saya kira dengan kesiapan yang telah dipunyai guru sebagai guru pengajar, guru dapat membantu dan menciptakan suasana belajar yang baik, sehingga terjadi baik pembelajaran tutor sebaya ( siswa dengan siswa ) dan peer teaching ( guru dengan siswa ) baik dengan satu arah, dua arah dan banyak arah.
Saya kira dengan trik-trik yang dipunyai guru didalam diamnya, guru dapat membangun, menggugah dan membangkitkan kognitif, afektif dan psikomotorik mereka untuk belajar dengan baik. Diam dalam arti bukan menggurui, tetapi mencoba membangkitkan kognitif, afektif dan psikomotorik anak didik, baik melalui :
1. Keberanian mereka untuk bertanya.
2. Tidak takut untuk salah, sebab ada kesadaran bahwa guru akan membangun untuk membenarkannya.

Dengan demikian semoga kita semua guru-guru yang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan anak didik dan masa depan mereka dapat membangkitkan semangat belajar mereka.