REFORMASI PENDIDIKAN

Bicara Reformasi Pendidikan, pada dasarnya adalah bicara memperbaharui " Kurikulum " dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ", atau dari bentuk "Sistem " kebentuk " Sistem Bermasyarakat ".
Perubahan kurikulum, akan berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran dan Bahan Ajar, jadi jika terjadi pengembangan kurikulum ( substansi ke sistem ), maka harus diikuti pengembangan sistem pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.
Perubahan kurikulum akan disertai perubahan bahan ajar dan secara otomatis disertai perubahan sistem pembelajaran, dengan demkian ada keterkaitan yang sangat erat signifikan antara perubahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan pengembangan sistem pembelajaran
Dengan demikian Sistem Pendidikan akan berubah dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ". Dengan berubahnya kurikulum ( substansi ke sistem ) akan berubahlah Sistem Pendidikan, yang akhirnya terjadi " REFORMASI PENDIDIKAN " dari bentuk substansi ke sistem.



Thursday, April 22, 2010

MANAJEMEN KESISWAAN


MANAJEMEN KESISWAAN
Oleh : Ir. Nanang Hariyanto, MA. Guru Pembina Pertanian SMP N I Prigen

Semua kegiatan disekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu siswa mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika siswa sendiri secara aktif berupaya mengembangkan diri, sesuai dengan program-program yang dilakukan sekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan kondisi agar siswa dapat mengembangkan diri secara optimal. Sebagai pemimpin disekolah, kepala sekolah memegang peran penting dalam menciptakan kondisi tersebut.

I. Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Kesiswaan :
a. Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek, sehingga harus
didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
b. Diperlukan wahana kegiatan yang beragam, agar setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal. Hal ini karena siswa sangat beragam baik ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, social ekonomi, minat dan bakat.
c. Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.
d. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah afektif dan psikomotorik.


II. Tugas Kepala Sekolah Dalam Memanajemen Kesiswaan :
Sebelumnya perlu diketahui, meskipun ada wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, kepala sekolah tetap memegang peran sangat penting, karena keputusan akhir setiap kegiatan ada pada kepala sekolah. Tugas kepala sekolah ( dibantu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan meliputi :
a. Penerimaan siswa baru.
b. Pembinaan siswa disekolah.
c. Pemantapan program kesiswaan.
III. Tugas Kepala Sekolah Dalam Penerimaan Siswa Baru :
a. Perencanaan Daya Tampung.
Menjelang tahun ajaran baru, sekolah perlu menghitung ulang daya tampung sekolah, dan menentukan jumlah siswa baru yang akan diterima. Cara dan format isian daya tampung terdapat dalam buku Petunjuk Administrasi Sekolah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan daya tampung adalah :
1. Jika besar ruang belajar bervariasi harus diperhitungkan secara rinci daya tampung setiap kelas.
2. Dalam menghitung daya tampung setiap kelas harus diperhatikan kondisi belajar siswa dan disesuaikan dengan aturan yang berlaku.
b. Seleksi Calon Siswa Baru.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sekolah dalam seleksi calon siswa baru, yaitu :
Penerimaan siswa baru merujuk kepada Keputusan Dirjen Disdasmen tentang Penerimaan Siswa Baru.

IV. Pembinaan Siswa Baru :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam pembinaan siswa baru :
a. Cara Pengelompokan Siswa.
Pengelompokan siswa yang paling awal adalah pengelompokan dalam kelas, ketika siswa mulai mengikuti pelajaran.
Ada dua cara pengelompokan dikelas :
1. Pengelompokan Homogen .
Cara ini memudahkan guru dalam pengelolaan belajar mengajar, tetapi proses sosialisasi dikelas menjadi berkurang. Jika pola ini dilakukan , sekolah harus merancang wahana untuk proses sosialisasi diluar kelas, serta mengontrol pelaksanaannya.
2. Pengelompokan Heterogen.
Cara ini memudahkan siswa bersosialisasi dikelas, tetapi guru perlu menerapkan strategi pembelajaran yang efektif untuk kondisi kelas heterogen.


b. Kenaikan Kelas.
Kenaikan kelas harus dilakukan berdasarkan aturan yang berlaku secara konsisten. Menaikkan siswa yang seharusnya tidak naik akan menyulitkan si anak yang bersangkutan , guru, maupun sekolah. Kepala sekolah perlu meyakinkan hali ini kepada guru, orang tua siswa, maupun pihak lain yang terkait.

c. Penentuan Program.
Penentuan program harus dilakukan berdasarkan bakat dan minat siswa. Untuk itu perlu diperlukan :
1. Tes bakat atau cara lain untuk dapat mengetahui kecenderungan bakat siswa .
2. Meyakinkan siswa dan orang tua siswa, bahwa penentuan program dimaksudkan untuk menempatkan siswa sesuai dengan minat dan bakat, bukan berdasarkan peringkat nilainya.

d. Pembinaan Disiplin.
Disiplin merupakan salah satu modal utama pengembangan sekolah. Oleh karena itu sejak awal, pembinaan disiplin harus menjadi perhatian kepala sekolah. Bagaimana cara membina disiplin dapat dibaca pada Bab. XVIII ( Membentuk Disiplin Sekolah ).

e. Kegiatan Ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler sangat bermanfaat bagi siswa khususnya untuk pembinaan kepemimpinan, keagamaan, kepekaan social, pembinaan bela Negara dan sebagainya. Setiap siswa sebaiknya diwajibkan paling tidak ikut satu kegiatan ekstrakurikuler, agar memperoleh kesempatan mengembangkan diri.

Kepala sekolah dapat melakukan :
1. Identifikasi kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan disekolah.
2. Menunjuk coordinator untuk setiap kegiatan.
3. Meminta setiap coordinator untuk menyusun program kerja yang akan menjadi bagian dan rencana kegiatan sekolah.
4. Memantau pelaksanaannya.
V. OSIS ( Organisasi Siswa Intra Sekolah ).
Perlu dipahami bahwa kegiatan ekstrakurikuler biasanya dikaitkan dengan kegiatan OSIS, artinya meskipun gagasan awal kegiatan tersebut datangnya dari pimpinan, pelaksanaannya dilakukan oleh OSIS.
Beberapa langkah dalam membina OSIS :
a. Mengkoordinasikan dengan guru mata pelajaran dan wali kelas. Hal ini untuk menghindari kegiatan yang tumpang tindih dengan kegiatan pembelajaran dikelas.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengurus kegiatannya sendiri. Hal ini sangat penting untuk melatih siswa bertanggung jawab dan mengurus dirinya sendiri.
c. Menggalang kerjasama dengan unit pembinaan pemuda diluar sekolah, misalnya Kwartir Pramuka, Palang Merah Indonesia, dan sebagainya.
d. Melibatkan orang tua. Orang tua perlu diajak berpartisipasi dalam kegiatan OSIS, khususnya yang memiliki tugas atau minat yang relevan.

VI. Tugas Kepala Sekolah Terhadap Kegiatan OSIS.
Kepala sekolah sangat berkepetingan dengan paemantapan program kesiswaan, karena pelaksanaan sehari-hari program tersebut dilakukan oleh banyak staf dan kegiatannya sangat bervariasi . Untuk pemantapan program perrlu dilakukan langkah-langkah :
a. Rapat koordinasi secara periodik.
Misalnya setiap cawu sekali dilakukan rapat koordinasi bidang kesiswaan. Pada rapat tersebut dibahas status pelaksanaan setiap program kesiswaan, sehingga dapat diketahui kemajuan maupun hambatan yang terjadi.
b. Evaluasi keberhasilan program.
Setiap akhir tahun pelajaran dilakukan evaluasi terhadap kegiatan kesiswaan, sehingga diketahui tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan semula. Hasil evaluasi itu sangat penting untuk menentukan kebijakan dalam menyusun kegiatan kesiswaan tahun berikutnya.

( Anonim, MANAJEMEN SEKOLAH, Departemen Pendidikan Nasioanal )

No comments:

Post a Comment