REFORMASI PENDIDIKAN

Bicara Reformasi Pendidikan, pada dasarnya adalah bicara memperbaharui " Kurikulum " dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ", atau dari bentuk "Sistem " kebentuk " Sistem Bermasyarakat ".
Perubahan kurikulum, akan berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran dan Bahan Ajar, jadi jika terjadi pengembangan kurikulum ( substansi ke sistem ), maka harus diikuti pengembangan sistem pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.
Perubahan kurikulum akan disertai perubahan bahan ajar dan secara otomatis disertai perubahan sistem pembelajaran, dengan demkian ada keterkaitan yang sangat erat signifikan antara perubahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan pengembangan sistem pembelajaran
Dengan demikian Sistem Pendidikan akan berubah dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ". Dengan berubahnya kurikulum ( substansi ke sistem ) akan berubahlah Sistem Pendidikan, yang akhirnya terjadi " REFORMASI PENDIDIKAN " dari bentuk substansi ke sistem.



Monday, April 26, 2010

SUDAH PROFESIONALKAH ANDA ?

SUDAH PROFESIONALKAH ANDA ?
( Oleh : Ir. Nanang Hariyanto, MA. Guru Pertanian SMP Negeri I Prigen )


Professional dalam profesi,mrupakan fungsi dibawah ini :


P = A + bX1 + cX2 + dX3 + e


Dimana : P = Profesi yang professional
A = Kondisi dan Situasi PBM
X1 = Teori yang mendukung
X2 = Praktek yang telah dilakukan
X3 = Pengalaman
b,c,d = kondisi dari kemampuan X1,X2, dan X3


Jadi Pada dasarnya profesionalitas seseorang tergantung kepada sesuatu yang esensial, yaitu : teori ( x1 ), praktek ( x2 ), dan pengalaman ( x3 ), dan sesuatu yang non esensial yaitu kondisi dan situasi ( A ), dan kemampuan ( b,c,d ), serta faktaor keruntungan ( e).

Profesionalitas sangat dituntut didalam segala instansi atau lembaga yang digelutinya, baik instansi pemerintah ataupun instansi swasta. Semua menuntut profesi yang profesionalitas dari seseorang, sebagai pelaku didalamnya. Dengan profesioalitas yang tinggi, maka akan dihasilkan produks yang maksimal, untuk kepuasan konsumuen.Didalam dunia pendidikan juga dituntut adanya profesionalitas seorang guru, artinya guru harus profesional.

Kembali kepada fungsi diatas, maka seorang guru harus memiliki sesuatu yang esensial, yaitu : Teori, Praktek dan Pengalaman yang sangat baik, untuk mendukung profesinya sebagai guru, pendidik, pembimbing dan pengasuh siswa dalam rangka menciptakan generasi muda yang siap menyongsong kemajuan jaman diera modern ini.Dan sesuatu non esensial, yaitu kemampuan yang mendukung sesuatu yang esensial dan kemanpuan untuk menyesuaikan deng kondisi dan situasi didalam Proses Belajar Mengajar ( PBM ).

Nilai konstanta A,b,c,d, sangat berpengaruh sekali terhadap kwalitas guru pendidik. Ibaratkan saja nilainya dalah : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. Tentunya nilai 4 akan lebih baik dari nilai 1, dan selanjtnya nilai 7 lebih baik dari nilai 4. dengan demikian semakin tinggi guru menguasai teori pendidikan, berpengalaman, dan praktek mengajar , maka secara kronologis guru tersebut lebih professional, walaupun ada unsur e ( keadaan yang tidak menguntungkan / pengganggu ) sehingga guru tersebut kurang berhasil didalam operasionalnya.

I. Situasi dan Kondisi ( A ).
Guru harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia mengajar, baik lingkungan fisik, dan lingkungan non fisik, yaitu teman sesame guru pengajar, atasan dan staf-staf lainnya. Ketidak seimbangan dengan lingkungan akan mengakibatkankan kurang segarnya bertindak, bekerja, dan berperilaku didalam lingkungan tersebut, yang akhirnya akan berdampak negative terhadap profesinya sebagai guru.
Tindakan yang tepat apabila terjadi ketidak seimbangan dengan lingkungan :
1. Lingkungan fisik :
o Cobalah untuk memahami keadaan tersebut, dan pahamilah bahwa pembelajaran dapat berlangsung didalam kondisi apapun.
o Cobalah untuk mengubah sedikit demi sedikit lingkungan yang kurang sedap tersebut.
o Taruhlah bunga atau apaun yang menyebabkan anda senag dengan lingkungan tersebut.
o Buatlah taman atau kebun agar pelataran kelihatan asri dan menyenangkan sehingga enak untuk dipandang.



2. Lingkungan Non Fisik.
o Cobalah untuk mendekati walaupun apapun terjadi, sayangi, rangkullah.
o Cobalah untuk bercakap-cakap permasalahan yang sebenarnya agar ada saling menyayingi dan membutuhkan.
o Bila suasana tidak berubah cobalah untuk menghindar dengan cara yang baik.
o Cobalah untuk menjauh dengan cara yang baik.
o Bila terpaksa tegurlah, karena tidak selamanya orang dalam ketegangan.
o Bila tidak berubah cobalah konsultasi dengan BK, dan selanjutnya kepala sekolah.
o
Dengan demikian saudara sebagai guru akan dapat bekerja dengan baik, dan tidak akan mengganggu profesi didalam kegioatan pembelajaran. Tidak merugikan diri anda sendiri, siswa sebagai anak didik, dan kesadaran sesame teman seprofesi.

II. Teori ( X1).
Teori pembelajaran pada dasarnya tergantung kepada tiga pokok permasalahan, yaitu :

1. SISWA :
o Perkembangan Peserta Didik
o Psikologi, umum
o Psikologi perkembangan dan
o Psikologi social.

2. PBM ( Proses Belajar Mengajar ).
o Strategi Pembelajaran
o Rencana Pembelajaran
o Pengembangan Bahan Ajar
o Kurikulum,
o Evaluasi, dll

3. HASIL :
o Remidial Teaching, dll

Penguasaan terhadap teori pembelajaran memang agak sulit, tetapi bagaimana strategi saudara agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan sempurna, serta tujuan tercapai. Itu adalah kata kunci yang menjadi pedoman untuk mempelajari teori=teori yang mendukung Proses Belajar Mengajar ( PBM ). Selanjutnya dilakukan pengembangan sesuai dengan situasi dan kondisi, baik kondisi system pembelajarannya ataupun system instruksionalnya dengan berpedoman petunjuk-petunjuk didalam kegiatan pembelajaran. Workshop sangat membantu dan menunjang pengembangan kinerja ini.

III. Praktek ( X2 ).
Semakin lama pengabdian seorang guru, semakin paham akan kekurangan dan kelebihannya, baik terhadap dirinya sendiri sebagai guru pengajar, kegiatan pembelajaran, dan kondisis siswa sebagai anak didik. Dengan demikian, jelas sekali bahwa praktek sangat menunjang didalam peningkatan profesionalitas kerja seseoarng didalam lembaga, baik lembaga pemerintah ataupun lembaga swasta.

IV. Pengalaman ( X3).
Pengalaman baik secara institusioanal, yang direncanakan ataupun incidental yang tidak direncanakan. Insidental atau pembelajaran yang tidak direncanakan, baik secara procedural ataupun strukturisional akan menambah dan memperbaiki didalam kegiatan pembelajaran. Semakin orang berpengalaman semakin pintar seseorang tersebut untuk menghadapinya, dan menguasainya sehingga semuanya akan berjalan dengan baik didalam situasi dan kondisi apapun. Dengan demikian pengalkan sangar berhubungan signifikan dengan peningkatan profesi.

V. Non Esssensial ( a,b,c ).
Untuk factor X1, adalah jenjang pendidikan, D1,D2, D3, S1, S2 ,S3, bahkan Profesor. Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, semakain banyak teori yang dapat dikembangan didalam kegiatan pembelajaran.
Untuk factor X2, jangka waktu mengajar, semakin lama dia mengajar semakin banyak hal-hal yang didapat, baik itu kekurangan ataupun kelebihan, yang akhirnya sangat membantu didalam kegiatan pembelajaran.
Untuk factor X3, bukan hanya pembelajaran setempat tetapi dibeberapa tempat, baik tingkatan lembaganya, missal SMP, SMP ataupun Perguruan Tinggi, dan daerah dimana dia mengajar, didesa, perkotaan ataupun pedalaman.

VI. Faktor Keberuntungan (e).
Kondisional, baik kesehatan ataupun situasi tertentu yang dapat menghalangi jalanya Proses Belajar Mengajar ( PBM ), keberuntungan akan berpihak kepada seseorang apabila dekat dengan sang Maha Kuasa, sebab dengan dekatnya maka segala doanya insyaAlloh akan terkabul, termasuk doa akan berangkat untuk mengajar.

Faktor essensial, non essensial dan keberuntungan harus selalu ada didalam diri kita, sebab dengan demikian kita akan dapat mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya, dan tujuan akan tercapai. Ingat sesuatu yang dikerjakan kepada bukan ahlinya, maka kehancurannlah yang akan diterima, sebaliknya bila diserahkan kepada ahlinya InsyaAlloh perkembanganlah yang akan terjadi.

No comments:

Post a Comment