REFORMASI PENDIDIKAN

Bicara Reformasi Pendidikan, pada dasarnya adalah bicara memperbaharui " Kurikulum " dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ", atau dari bentuk "Sistem " kebentuk " Sistem Bermasyarakat ".
Perubahan kurikulum, akan berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran dan Bahan Ajar, jadi jika terjadi pengembangan kurikulum ( substansi ke sistem ), maka harus diikuti pengembangan sistem pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.
Perubahan kurikulum akan disertai perubahan bahan ajar dan secara otomatis disertai perubahan sistem pembelajaran, dengan demkian ada keterkaitan yang sangat erat signifikan antara perubahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan pengembangan sistem pembelajaran
Dengan demikian Sistem Pendidikan akan berubah dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ". Dengan berubahnya kurikulum ( substansi ke sistem ) akan berubahlah Sistem Pendidikan, yang akhirnya terjadi " REFORMASI PENDIDIKAN " dari bentuk substansi ke sistem.



Monday, August 23, 2010

DILEMA BAGI GURU TERHADAP PELAKSANAAN LESSON STUDY ( LS ).

Leson Study adalah suatu bentuk pembelajaran dengan menekankan dan berfokus kepada aktivitas siswa sebagai pebelajar. Dengan kata lain Lesson Study mengharapkan siswa sebagai pebelajar harus benar-benar siap mengaktualisasikan dan mengekpresikan dirinya didalam aktivitas pembelajaran. Tanpa adanya kesiapan dan kesanggupannya sebagai pebelajar maka pembelajaran akan terganggu kelancarannya.

Siapkah Siswa Untuk Belajar ?
Pada Jenjang Tahun Keberapakah Siswa Siap Untuk Belajar ?

Disitulah letak kekhawatiran dan kebimbangan guru pengajar didalam kegiatan Lesson Study ( LS ) sebagai acuan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.

Beberapa kondisi siswa sebagai pembelajar:
1.Siswa mempunyai IQ yang berbeda.

IQ adalah kemampuan intelektual siswa yang merupakan pembawaan sejak lahir, dan setiap siswa mempunyai IQ yang berbeda satu dengan lainnya, tersebar mulai dari terendah, normal, sampai tertinggi. Untuk siswa dengan IQ terendah sampai mendekati normal rasanya memerlukan bantuan yang sangat besar didalam memahami permasalahan didalam kegiatan pembelajaran. Sementara siswa IQ normal, masih bias dipertanggung jawabkan, dan siswa dengan IQ tinggi tidak ada permasalahan didalam kegiatan pembelajaran.
Padahal siswa dengan IQ diatas normal ( rata-rata ) dapat dihitung dengan jari. Nah disinilah yang menjadi dilema bagi guru pengajar, apakah kegiatan pembelajaran dapat optimal, apakah tujuan pembelajaran tercapai, semua masih tanda Tanya.

2.Pertumbuhan kesanggupan kognitif siswa untuk memahami permasalahan berbeda.
Seiring dengan pertumbuhannya, siswa sebagai pebelajar kemampuan kognitifnya juga berkembang dalam hal ini apabila lingkungan dan kondisi siswa sangat mendukung, maka perkembangan kognitif siswa akan berkembang dengan baik, sementara bila tidak mendukung maka perkembangan kognitif akan lambat. Untuk kegiatan Lesson Study ( LS ), diperlukan kesiapan belajar dan hal ini sangat memerlukan kemampuan kognitif yang tinggi. Dengan demikian maka akan terjadi kelancaran pembelajaran.
Dilema kita bagaimana dengan siswa-siswa yang mengalami kelambatan perkembangan kognitif karena situasi dan kondisi yang tidak mendukung, maka rasanya sulit untuk mengikuti program Lesson Study ( LS ).

3.Siswa dengan latar belakang yang berbeda.
Latar belakang siswa yang berbeda, berpengaruh terhadap keberanian, kerjasama, kesiapan, didalam menghadapi kegiatan pembelajaran. Padahal didalam kegiatan Lesson Study ( LS ) diperlukan keberanian siswa untuk mempertanyakan permasalahannya didalam pembelajaran, kerja sama yang baik didalam kelompok belajarnya dan kesiapan siswa yang baik.