REFORMASI PENDIDIKAN

Bicara Reformasi Pendidikan, pada dasarnya adalah bicara memperbaharui " Kurikulum " dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ", atau dari bentuk "Sistem " kebentuk " Sistem Bermasyarakat ".
Perubahan kurikulum, akan berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran dan Bahan Ajar, jadi jika terjadi pengembangan kurikulum ( substansi ke sistem ), maka harus diikuti pengembangan sistem pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.
Perubahan kurikulum akan disertai perubahan bahan ajar dan secara otomatis disertai perubahan sistem pembelajaran, dengan demkian ada keterkaitan yang sangat erat signifikan antara perubahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan pengembangan sistem pembelajaran
Dengan demikian Sistem Pendidikan akan berubah dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ". Dengan berubahnya kurikulum ( substansi ke sistem ) akan berubahlah Sistem Pendidikan, yang akhirnya terjadi " REFORMASI PENDIDIKAN " dari bentuk substansi ke sistem.



Tuesday, January 22, 2013

KETUNTASAN MATERI

Ketuntasan materi pelajaran pada prinsipnya sama dengan penguasaan materi pelajaran, tetapi beda control analisisnya saja.  Ketuntasan materi menganalisa seluruh kelas, sedangkan penguasaan materi menganalisa secara individu. Perhitungannya sama yaitu dengan satuan persentasi ( % ).

Rumus  Ketuntasan Materi Pelajaran :

K  =   St / Ts  X 100%

Dimana :
K     : Ketuntasan
St     : Siswa tuntas
Ts    : jumlah total siswa.

Misal :
Dalam kegiatan Ulangan Harian,  siswa yang tuntas  28 siswa, sedangkan jumlah seluruh siswa 32.  Maka ketuntasan dapat dihitung sebagai berikut :

K   = St / Ts  X 100%
      = 28 / 32 X 100%
      = 87,5%

Artinya  ketuntasan materi pelajaran adalah 87,5%, dan kegiatan pembelajaran dikatakan tuntas, karena hasil ketuntasan lebih besar dari nilai standart. Hal ini berarti  87,5% ≥ 76%.

Tabel Perhitungan Ketuntasan Dapat Dilihat dibawah ini :


NB :
Dari table ini juga dapat dilakukan revisi soal,  yaitu soal-soal yang terlalu mudah dan soal-soal yang terlalu sulit.

Monday, January 21, 2013

PENGUSAAN MATERI

Sudah selayaknya setelah kegiatan pembelajaran, guru ingin mengetahui sampai seberapa jauh siswa menguasai materi yang telah diajarkan. Sebab dengan pemahaman ini guru dapat mengambil keputusan, apakah pelajaran dilanjutkan, diulang atau perlu adanya pengayaan, dan bagaimana cara atau tindakan selanjutnya ini. Untuk itu diperlukan tehnik atau cara menghitung besarnya penguasaan materi siswa.




Hal yang perlu dikuasai untuk kegiatan ini, adalah :
1.    Score
2.    Nilai

1.    Score
Score merupakan taksiran awal dari soal yang diberikan kepada siswa sebagai instrument uji ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester atau ulangan akhir semester. Score dari tiap-tiap soal boleh sama atau tidak sama, misalnya soal hafalan scornya lebih kecil dari soal pemahaman, sedangkan soal pemahaman scorenya lebih kecil dari soal aplikasi, dan seterusnya sampai soal sintesa. Hal ini tergantung kesepakatan guru mata pelajaran.
Score total tidak harus berjumlah 100 ( seratus ),  terserah berapa guru memberikan taksiran awalnya. Score total merupakan jumlah taksiran dari seluruh soal yang diberikan oleh guru mata pelajaran dalam kegiatan ulangan.

Misal :
a.    Tes Diagnostik UH 1.
Jumlah soal      : 10 soal
Score                : 25 / soal ( taksiran awal )
Score total        : 25   X  10   = 250.

b.    Tes Diagnostik UH 2.
Jumlah soal      : 10 soal
Score                : 10 / soal ( taksiran awal ).
Score total        : 10  X  10   = 100.

Dari 2 ( dua ) kegiatan Tes Diagnostik tersebut, dapat diketahui bahwa score total berbeda.Score total Tes Diagnostik UH 1  : 250, sedangkan score total Tes Diagnostik UH 2  : 100.
Padahal jumlah soal sama yaitu 10.  Hal ini disebabkan taksiran yang diberikan kepada  soal untuk 2 ( dua ) kegiatan tes tersebut berbeda.  UH 1 :  25 / soal, UH 2 : 10/ soal.



2.    Nilai.
Nilai total selalu dan harus berjumlah 100 ( seratus ).
Nilai siswa merupakan perbandingan score yang diperoleh saat ulangan ( x ) dengan score total ( x total ) dikalikan 100. 

Rumus Nilai Siswa ( N ), sebagai berikut :

N   =   x  /  x tatal    X 100

Dimana :
N          =  Nilai Siswa
x          =  score yang diperoleh saat ulangan
x total   = score dari jumlah seluruh soal.

Misal :
Dalam pelaksanaan Ulangan Harian ( UH 1 ), siswa A mendapat score  190, maka nilai siswa A adalah sebagai berikut :

N     =  x  / x total  X 100
        =  190 / 250  X 100
        =  76.

Maka nilai siswa A adalah 76.

3.    Penguasaan Materi.
Penguasaan materi merupakan perbandingan antara nilai siswa ( n ) dengan nilai total  ( n total = 100 ) dikalikan 100%. Penguasaan materi berkisar antara  0  -  100 %.
Siswa dikatakan menguasai materi yang diajarkan apabila hasil persentasi  ( % ) penguasaan materi lebih besar sama dengan ketuntasan.

Rumus Penguasaan Materi ( PM ), sebagai berikut :

PM   =  n / n total x 100%  

Dimana :
PM       =  Penguasaan Materi
n           =  nilai siswa
n total  = nilai tertinggi soal.

Misal  :
SKM ( Standar Ketuntasan Minimal ) 76, berarti persentasi ketuntasan 76%, hal ini diperoleh dari perbandingan nilai SKM dengan nilai total dikalikan 100%.

a.    Apabila siswa mendapat nilai 70, dinyatakan belum menguasai materi, sebab nilai penguasaan materi 70%.  Nilai persentasi ( % ) penguasaan materi  ini diperoleh dari nilai dibanding nilai total dikalikan 100%, seperti dibawah ini.

PM   =  n / n total x 100%
        =  70 / 100 X 100%
        = 70%.

Dinyatakan belum menguasai materi sebab persentasi penguasaan materi lebih keci dari standar  ketuntasan, dalam hal in  70% ≤ 76%.

b.    Apabilai siswa mendapat nilai 80, dinyatakan sudah menguasai materi, sebab nilai penguasaan materi  lebih besar sama dengan persentasi ketuntasan. Dalam hal ini 80% ≥ 76%.


Tabel Penguasaan Materi dapat dilihat dibawah ini :

TABEL KISI KISI TES DIAGNOSTIK


Tabel kisi-kisi adalah table yang menjelaskan tentang analisis tes diagnostic
mengenai :
1.    Indikator Pencapaian Kompetensi
2.    Bentuk dan jumlah soal
3.    Aspek yang dinilai
4.    Bobot soal



Keempat unsure penting dalam analisis tes ini dikemas dalam bentuk table, yang disebut Tabel Kisi-Kisi, selain unsure yang essensial didalam table ini juga berisiskan materi ( kompetensi ), standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang merupakan indicator pembuatan tes, apakah itu tes seragam terdiri dari satu standar kompetensi, atau tes tak seragam yang terdiri dari beberapa standar kompetensi.
Tabel Kisi-Kisi Soal Ulangan Harian dapat dilihat pada contoh dibawah ini :




Kelebihan Tabel Kisi-Kisi :
  1. Dapat dengan mudah kompetensi yang dibahas sebagai dasar untuk membuat tes diagnostic, pada kolom Kompetensi.
  2.  Mengetahui indicator pencapaian kompetensi yang harus dicapai siswa, pada kolom Indikator Pencapaian Kompetensi.
  3.  Dapat mengetahui dengan mudah jumlah dan bentuk soal, pada kolom jumlah dan bentuk.
  4.  Mengetahui aspek yang dinilai, dalam hal ini kemampuan kognitif siswa, pada kolom aspek yang dinilai.
  5.  Dapat merinci dengan jelas :
    -    Berapa jumlah soal dan persentasi ( % ) soal dalam kategori soal Mudah ( Md ), Sedang ( Sd ), dan Sukar ( Sk ).
    -    Berapa jumlah soal dan persentasi ( % ) soal dalam kategori Hafalan ( Hf ), Pemahaman ( Pm ), Aplikasi ( Ap ), Analisis ( An ), dan Sintesa ( St ).


Sunday, January 20, 2013

MODEL TES DIAGNOSTIK


Model Tes Diagnostik merupakan  bentuk dari beberapa persentasi ( % ) penyajian tes dalam rangka mendiagnosa kemampuan intelektual siswa, khususnya kemampuan dalam bidang kognitif. Bentuk-bentuk ini merupakan gambaran dari masing-masing unsur kognitif yang dicaver sebagai instrument atau alat uji.




Beberapa model tes diagnostic dapat dilihat pada beberapa contoh dibawah ini :

1.    Model Garis Lurus


Model ini menggambarkan bahwa dalam tes diagnostic hanya kemampuan hafalan ( Hf ) saja yang dicaver, sementara kemampuan lainnya tidak. Atau sebaliknya hanya kemampuan pemahaman ( Pm ) saja, sementara yang lainnya tidak.
Bentuk             : Garis Lurus ( dapat dilihat pada gambar ).
Tujuan             : Untuk menguji kemampuan hafalan saja.
Fungsi             : Untuk kegiatan riset atau penelitian, dan memperbaiki prestasi siswa.
Perbandingan  : 100% : 0% : 0% : 0% : 0%.

2.    Model Bujursangkar














Model ini mengambarkan bahwa dalam tes diagnostic, hanya 2(dua ) unsure kognitif yang dicaver dalam kegiatan ulangan, yaitu kemampuan hafalan ( Hf ) dan aplikasi ( Ap ) saja, atau bias juga hafalan ( Hf ) dan pemahaman ( Pm ), dan seterusnya.
Bentuk             : Bujursangkar ( dapat dilihat pada gambar )
Tujuan             : Untuk meningkatkan kemampuan hafalan dan aplikasi saja.
Fungsi             : Untuk kegiatan riset atau penelitian.
Perbandingan  : 50%   : 0%  : 50%  : 0% : 0%.

3.    Model Persegipanjang.














Model tes diagnostic ini mencaver semua unsure kognitif, baik kemampuan hafalan ( Hf ), pemahaman ( Pm ), aplikasi ( Ap ), Analisis ( An 0, dan Sintesa ( St ), dalam jumlah persentasi yang sama.
Bentuk             : Persegi Panjang ( dapat dilihat pada gambar ).
Tujuan             : Memperbaik semua sifat kognitif siswa (hafalan ( Hf ), pemahaman
                          ( Pm ),aplikasi ( Ap ), Analisis ( An 0, dan Sintesa ( St ) )
Fungsi             : Untuk kegiatan riset atau Ulangan Siswa, baik Ulangan Harian ( UH ),
                          Ulangan Tengah Semester ( UTS ), atau Ulangan Akhir Sekolah
                          ( UAS ).
Perbandingan  : 20 % : 20% : 20% : 20% : 20%.



4.    Model Trapesium.

 

Model tes diagnostic ini mencaver semua unsure kognitif,  tetapi berurutan dari persentasi ( % ) terbesar kemampuan hafalan ( Hf), selanjutnya kemampuan pemahaman ( Pm ), dan sampai persentasi ( % ) terkecil yaitu kemampuan sintesa ( St ).
Bentuk            : Trapesium ( dapat dilihat pada gambar ).
Tujuan            : Untuk memperbaiki semua kemampuan kognitif siswa, khususnya
                          kemampuan hafalan ( Hf ).
Fungsi            : Untuk kegiatan riset atau Ulangan Siswa, baik Ulangan Harian ( UH ), 
                         Ulangan  Tengah Semester ( UTS ), atau Ulangan Akhir
                         Semester ( UAS ).
Perbandingan :  30%  : 25%  : 20 %  : 15% : 10%



5.    Model ½ Lingkaran.
















Model tes diagnostic ini mencaver semea unsure kognitif siswa, khususnya kemampuan aplikasi ( Ap), sementara untuk unsure Pemahaman ( Pm ) dan Analisis ( An ), serta Hafalan ( Hf ) dan Sintesa ( St ) sama.
Bentuk                : ½ ( setengah ) lingkaran.
Tujuan               : Untuk memperbaiki semua kemampuan aplikasi siswa, khususnya
                             kemampuan aplikasi ( Ap ).
Fungsi               : Untuk kegiatan riset atau Ulangan Siswa, baik Ulangan Harian
                            ( UH ), Ulangan  Tengah Semester ( UTS ), atau Ulangan Akhir
                            Semester  ( UAS ).
Perbandingan     : 10%  : 20% : 40% : 20% : 10%



 Jadi sebagai guru mata pelajaran harus memahami model tes diagnostik ini, mana yang dipakai sebagai kegiatan riset dan mana yang dipakai sebagai kegiatan ulangan siswa.

Tuesday, January 15, 2013

TABEL SPESIFIKASI TES DIAGNOSTIK


Tabel tes diagnostic merupakan table yang menjabarkan tentang persentasi ( % ) jumlah soal, baik soal hafalan, soal pemahaman, soal aplikasi, soal analisis, dan soal sintesa dalam kegiatan ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester atau ulangan akhir semester. Dengan melihat table ini dapat diketahui berapa perbandingan persentasi ( % ) jumlah soal,  secara keseluruhan sebagai instrument tes diagnostic siswa. Karena tes diagnostic ini untuk menguji kemampuan intelektual siswa, harus mencakup semua unsur-unsur yang terkandung dalam kemampuan kognitif  siswa, sehingga dapat diketahui seberapa  besar kemampuannya dan  kekurangannya, serta dapat meningkatkan dan mengembangkannya. Itulah salah satu dari tujuan diadakannya tes diagnostic siswa.
Secara garis besarnya tes diagnotik adalah alat atau instrumen untuk mendiagnose kemampuan intelektual siswa, untuk  memperbaiki  kekurangannya dan meningkatkannya.

A.    Tabel Spesifikasi Umum Tes Diagnostik
Tabel spesifikasi umum ini merupakan table yang sudah baku sebagai acuan atau pedoman dalam rangka menghitung persentasi ( % ) jumlah pembuatan soal,  soal hafalan, soal pemahaman, soal aplikasi untuk kegiatan tes diagnostic, baik tes seragam ( satu pokok bahasan ) atau tidak seragam ( beberapa pokok bahasan ). Tabel spesifikasi umum ini dapat dilihat dibawah ini .

*) Untuk Bahasa Inggris.
     a.  Catatan yang dimaksud “ hafalan “ adalah vocabulary idiomatic expression.
     b.  “ Pemahaman “  adalah structure dan comprehension.
     c.  “ Aplikasi “  adalah kemampuan untuk menjawab pertanyaan dalam bentuk essay dan
           kemampuan translation.



B.    Tabel Spesifikasi Khusus Tes Diagnostik.
Tabel spesifikasi khusus, sebenarnya sama dengan table spesifikasi umum, tetapi disini ada sedikit perbaikan, antara lain :
1.    Tabel ini dibuat atas kesepakatan guru mata pelajaran.
2.    Atas pertimbangan kondisi siswa sebagai pebelajar.
3.    Atas pertimbangan kondisi materi pelajaran.
4.    Ditambahkannya unsure analisis dan sintesa untuk melengkapi meningkatkan kemampuan kognitif siswa.
Tabel spesifikasi khusus ini dapat dilihat dibawah ini.

Disini guru mata pelajaran harus mencaver semua unsur kognitif dalam pembuatan tes diagnostic, dengan perbandingan sesuai dengan kesepakatan, dengan pertimbangan tes ini dapat meningkatkan kemampuan intelektual siswa.
Seperti bidang study  ( kompetensi ) Seni Rupa  dalam table diatas, untuk soal hafalan jumlah persentasinya  30%,  pemahaman 25%, aplikasi 20%, analisis 15%, dan sintesa 10%.  Jadi perbandingannya  30:25:20:15:10.  Guru mata pelajaran dapat juga membalik perbandingan jumlah persentasi ini, menjadi : 10:15:20:25:30, artinya hafalan 10%, pemahaman 15%, aplikasi 20, analisis 25%, dan sintesa 30%.  Tetapi apakah siswa mampu untuk mengerjakannya. Itulah yang menjadi dasar pertimbangannya, sebab tujuan kita untuk meningkatkan prestasi, bukan untuk membuat prustasi.

TES DIAGNOSTIK


Tes Diagnostik  merupakan salah satu instrument untuk mengetahui atau menilai kemampuan intelektual siswa, khususnya dari segi kognitif, dalam penguasaan mater dari salah satu bidang keilmuan tertentu.
Tindak lanjut dari dilaksanakannya tes diagnostic adalah kegiatan perbaiakan,perbaikan  baik dari segi system pembelajaran, atau dari kondisi siswa sebagai pebelajar, khususnya dari segi atau unsur-unsur kognitif siswa. Unsur-unsur kognitif siswa, meliputi : (1) hafalan ; ( 2 ) pemahaman ; ( 3 ) aplikasi ; ( 4 ) analisa; dan ( 5 ) sintesa.

Perbaikan dari segi system pembelajaran, meliputi :
1.    Strategi Pembelajaran
Perbaiakan ini debngan cara merubah pendekatan sesuai dengan tingkat kesulitan materi pelajaran.
Kasus :
Materi dengan tingkat kesulitan tinggi, pendekatan yang dipakai lebih baik individual dari pada klasikal atau Ekperimen dari pada Visual. Semua ini tergantung keputusan guru mata pelajaran dalam memecahkan bagaimana cara mempermudah transfer learning.

2.    Metode Pembelajaran
Perbaikan dengan cara memilih metode yang tepat digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ceramah atau tutor sebaya ( belajar sesame teman ).

3.    Model Pembelajaran.
Perbaiakan dengan cara merubah model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi materi pelajaran yang diajarkan.

Perbaikan dari segi unsur-unsur kognitif siswa, meliputi:
Melatih dengan jalan memberi tes yang berkaitan dengan unsur-unsur kognitif siswa,
seperti : (1) hafalan ; ( 2 ) pemahaman ; ( 3 ) aplikasi ; ( 4 ) analisa; dan ( 5 ) sintesa.



A.    Macam-macam Tes Diagnostik.
1.    Tes Seragam.
Tes  yang diambil dari materi satu Standar Kompetensi / pokok bahasan. Tes  ini memiliki pengetahuan yang sama.

2.    Tes Tak Seragam.
Tes yang diambil dari materi  beberapa Standar Kompetensi / pokok bahasan.
Tes ini memiliki pengetahuan yang tidak sama.

B.    Bentuk Tes Diagnostik.
1.    Uraian
Tes yang jawabannya berupa uraian singkat dan benar.
2.    Pilihan Ganda.
Tes yang jawabannya dengan cara memilih salah satu dari 4 ( empat ) jawaban yang benar.
3.    Menjodohan.
Tes yang jawabannya dengan cara menjodohkan pertanyaan dengan jawaban yang ada
sehingga membentuk kalimat yang benar.

C.    Bobot Tes Diagnostik.
1.    Sukar,  kisaran  nilai ketercapaian  antara  0  -  0,1  / 0  -  0,3
2.    Sedang,  kisaran nilai ketercapaian  antara   0,1  -  0,9 / 0,3  -  0,7
3.    Mudah,     kisaran nilai ketercapaian antara  0,9 -  1 /  0,7  -  1

D.    Kondisi Isi Tes Diagnostik.
1.    Hafalan , diawali dengan kata Sebutkan …………..
2.    Pemahaman, diawali dengan kata Mengapa…………
3.    Aplikasi, diawali dengan kata  Bagaimana prosedur …………
4.    Analisis, diawali dengan kata Apa bedanya………..
5.    Sintesa, diawali dengan kata  Coba ceritakan…………..


Friday, January 11, 2013

PENILAIAN SISTEM PAN, Persentasi, Skala 10, ACTUAL

Penilaian system PAN ( Paduan Acuan Normal ), Persentasi, skala 10, Actual, berfokus atau berdasar pada nilai tertinggi hasil ujian, bukan pada nilai tertinggi soal  ( MES ). Nilai tertinggi hasil ujian berkisar antara  0  -  100.   Dari nilai tertinggi hasil ujian  tersebut dibagi 10 untuk membentuk skala 10 ( sepuluh ) kisaran nilai ( nilai mentah ). Dari nilai mentah ini  diproyeksikan secara mendatar  kepada nilai matang ( nilai ), yaitu dari nilai tertinggi 10 ( sepuluh ), sampai nilai terendah 1( satu ).



Aplikasi Sistem Penilaian PAN, Persentase, Skala 10, Actual.terhadap kegiatan pembelajaran mata pelajaran Seni Budaya .
Ulangan Harian   :
-    Jumlah Soal   :  10 Soal
-    Bentuk           :  Uraian
-     Score             :  10 persoal
Penilaian terhadap hasil Ulangan Harian ( UH ) siswa :
Dari hasil ulangan harian siswa diperoleh score sebagai berikut :
 87,  85,  80,  80,  80,  80,  80, 75,  75,  70,  70,  70,  70,  70,  70,  70,  70,  70,  67,  65,  65,
65,  65,  65,  65,  60,  60,  60,  60,  57.
Score ini diperoleh langsung dari kegiatan siswa dalam kegiatan ulangan harian, dimana score ini masih perlu untuk diolah agar memperoleh nilai mateng, dalam arti nilai yang benar-benar merupakan nilai sebagai standar  penilaian ketuntasan siswa.
Untuk mengubah dari score, menjadi nilai mentah dan nilai mateng perlu adanya beberapa kegiatan
1.     ANALISIS.
Tabel Analisis sebagai berikut :



Dari kegiatan Analisis diperoleh ketuntasan Siswa, dalam kegiatan Ulangan Harian ( UH ), apakah siswa tuntas atau belum, Dasarnya adalah nilai ketuntasan yang sudah ditetapkan, yaitu 76%. Hasil ≥ 76%  tuntas, bilai ≤ 76% tidak tuntas.
Hasil :
Siswa Tuntas   : 7 Siswa
Siswa Remidi  : 23 Siswa
Ketuntasan  : Tidak Tuntas
Soal revisi : Tidak ada


2.    Penyetaraan Tabel PAN,  Persentasi,Skala 10, ACTUAL
Tabel Penyetaraan Tabel PAN,  Persentasi,Skala 10, ACTUAL, sebagai berikut :



Tabel ini untuk menentukan standart ketuntasan siswa, yang telah ditentutakan sesuai dengan kesepakatan guru mata pelajaran, misalnya siswa dikatan tuntas bila nilai ≥ 76, sedangkan siswa tidak tuntas bilai ≤ 76. Dari table penyetaraan tersebut dapat diketahui kisaran nilai ( nilai mentah ) untuk menentukan nilai mateng, dan batas nilai mateng siswa dikatakan tuntas.
Dalam hal ini kisaran nilai  60  -  68  batas nilai ketuntasan siswa atau siswa dikatan tuntas.


3.    Sinkronisasi NIlai Kurang ( NK ).
Tabel Sinkronisasi NIlai Kurang ( NK )sebagai berikut :


Tabel ini menunjukkan batas Nilai kurang ( NK)
Nilai Kurang  ( NK = 0 ), sesuai batas kesepakatan ketuntasan , yaitu 60  -  68.
Nilai Kurang  ( NK = 1 ), batas ketuntasan diturunkan 1 poin,  jadi  51  -  59.
Nilai Kurang  ( NK = 2 ), batas ketuntasan diturunkan  2 poin , jadi  42  -   50.

4.    Nilai Siswa.
Tabel Nilai Siswa sebagai berikut :



Dari table ini dapat diketahui siswa yang benar-benar dikatakan tuntas, dan siswa yang masih perlu remidi.
Dari hasil pengolahan nilai PAN, persentasi, skala 10 , Actual diperoleh :
1.    Sebelum diolah siswa tuntas   7  siswa
2.    Setelah diolah siswa  tuntas  29 siswa

Thursday, January 10, 2013

PENILAIAN SISTEM PAN, Persentasi, Skala 10, IDEAL



Penilaian system PAN ( Paduan Acuan Normal ), Persentasi, skala 10, ideal, berfokus atau berdasar pada nilai tertinggi soal ( MES ), yaitu 100.  Dari nilai tertinggi ( MES ) tersebut dibagi 10 untuk membentuk skala kisaran nilai ( nilai mentah ). Dari nilai mentah ini maka diproyeksikan secara mendatar  kepada nilai matang ( nilai ), yaitu dari nilai tertinggi 10 ( sepuluh ), sampai nilai terendah 1( satu ).



Aplikasi Penilaian system PAN ( Paduan Acuan Normal ), Persentasi, skala 10, ideal terhadap kegiatan pembelajaran mata pelajaran Seni Budaya .
Ulangan Harian :
Jumlah Soal    :  10 soal
Bentuk Soal    :  Uraian
Score               :  10 persoal

Dari hasil ulangan harian siswa diperoleh score sebagai berikut :
 87,  85,  80,  80,  80,  80,  80, 75,  75,  70,  70,  70,  70,  70,  70,  70,  70,  70,  67,  65,  65,
65,  65,  65,  65,  60,  60,  60,  60,  57.
Score ini diperoleh langsung dari kegiatan siswa dalam kegiatan ulangan harian, dimana score ini masih perlu untuk diolah agar memperoleh nilai mateng, dalam arti nilai yang benar-benar merupakan nilai sebagai standar  penilaian ketuntasan siswa.

Untuk mengubah dari score, menjadi nilai mentah dan nilai mateng perlu adanya beberapa kegiatan :

1.     ANALISIS.
 Tabel Analisis sebagai berikut :




Dari kegiatan Analisis diperoleh ketuntasan Siswa, dalam kegiatan Ulangan Harian ( UH ), apakah siswa tuntas atau belum, Dasarnya adalah nilai ketuntasan yang sudah ditetapkan, yaitu 76%. Hasil ≥ 76%  tuntas, bilai ≤ 76% tidak tuntas.
Hasil :
Siswa Tuntas   : 7 Siswa
Ketuntasan : Tidak Tuntas
Siswa Remidi  : 23 siswa
Soal Revisi : Tidak ada


2.    Penyetaraan Tabel PAN,  Persentasi,Skala 10, IDEAL

Tabel Penyetaraan Tabel PAN,  Persentasi,Skala 10, IDEAL, sebagai berikut :

 Tabel ini untuk menentukan standart ketuntasan siswa, yang telah ditentutakan sesuai dengan kesepakatan guru mata pelajaran, misalnya siswa dikatan tuntas bila nilai ≥ 76, sedangkan siswa tidak tuntas bilai ≤ 76. Dari table penyetaraan tersebut dapat diketahui kisaran nilai ( nilai mentah ) untuk menentukan nilai mateng, dan batas nilai mateng siswa dikatakan tuntas.
Dalam hal ini kisaran nilai 70  -  79  batas nilai ketuntasan siswa atau siswa dikatan tuntas.


3.    Sinkronisasi NIlai Kurang ( NK ).

Tabel Sinkronisasi NIlai Kurang ( NK )sebagai berikut :




Tabel ini menunjukkan batas Nilai kurang ( NK)
Nilai Kurang  ( NK = 0 ), sesuai batas kesepakatan ketuntasan , yaitu 70  -  79.
Nilai Kurang  ( NK = 1 ), batas ketuntasan diturunkan 1 poin,  jadi  60  -  69.
Nilai Kurang  ( NK = 2 ), batas ketuntasan diturunkan  2 poin , jadi  50  -  59.


4.    Nilai Siswa.

Tabel Nilai Siswa sebagai berikut :





Dari table ini dapat diketahui siswa yang benar-benar dikatakan tuntas, dan siswa yang masih perlu remidi.
Dari hasil pengolahan didapat :
1. Sebelum diolah siswa tuntas 7 siswa
2. Setelah diolah siswa tuntas 18.
Inilah perlunya sistem pengolahan nilai untuk mengetahui siswa yang benar-benar tuntas.