REFORMASI PENDIDIKAN

Bicara Reformasi Pendidikan, pada dasarnya adalah bicara memperbaharui " Kurikulum " dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ", atau dari bentuk "Sistem " kebentuk " Sistem Bermasyarakat ".
Perubahan kurikulum, akan berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran dan Bahan Ajar, jadi jika terjadi pengembangan kurikulum ( substansi ke sistem ), maka harus diikuti pengembangan sistem pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.
Perubahan kurikulum akan disertai perubahan bahan ajar dan secara otomatis disertai perubahan sistem pembelajaran, dengan demkian ada keterkaitan yang sangat erat signifikan antara perubahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan pengembangan sistem pembelajaran
Dengan demikian Sistem Pendidikan akan berubah dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ". Dengan berubahnya kurikulum ( substansi ke sistem ) akan berubahlah Sistem Pendidikan, yang akhirnya terjadi " REFORMASI PENDIDIKAN " dari bentuk substansi ke sistem.



Wednesday, April 14, 2010

KEBIJAKAN YANG MEMPERDAYA


Sudah selayaknya seorang guru harus membuat perangkat pembelajaran dalam bentu sistem pembelajaran dan sistem instraksional dalam rangka mempersiapkan kegiatan pembelajaran. Tentunya tidak semudah apa yang dikata, tetapi harus proporsional dan sangat erat sekali dengan kondisi materi pelajaran, dari tingkat essnsial, kerumitan dan kemampuan siswa. Dengan melihat kondisional materi pelajaran guru dapat membuat perangkat dengan sebenar-benarnya.
Semua kegiatan ini adalah wewenang mutlak guru sebagai pemegang mata pelajaran, kebijakan yang harus dapat dipertanggung jawabkan, dan sangat signifikan dengan keberhasilan mutu hasil anak didik baik secara keilmuan, moral dan sosial masyarakat sebagai bekal kehidupannya.

Didalam kegiatan pembelajaran terjadi proses pertemuan antara konsep-konsep materi pelajaran, konsep-konsep yang terkandung didalam tujuan pembelajaran dan konsep pemikiran siswa sebagai pebelajar. Diantara ketiga konsep itu guru sebagai figur sentral yang menjembatani pertemuannya dengan tujuan agar proses belajar mengajar mencapai target sesuai dengan ketentuan dan belajar optimal. Oleh karena itu diperlukan suatu kebijakan yang benar didalam pemilihan komponen-komponen pembelajaran, baik sistem pembelajaran dan sistem instraksionalnya, agar guru tidak terpedaya oleh kebijakan yang telah dibuatnya sendiri. Seolah-olah benar dan dapat diapresiasikan dengan benar didalam kegiatan pembelajaran, tetapi sebenarnya tidak mengena sama sekali terhadap fungsi pemahaman siswa didalam menangkap stimulus yang diberikan guru kepada siswa. Sebenarnya kita terpedaya oleh kebijakan kita sendiri, yang ternyata tidak dapat menjembatani konsep ilmiah materi pelajaran, tujuan pembelajaran dan konsepsi siswa, betapa naifnya pekerjaan yang sia-sia.

Kegiatan MGMP ( Musyawarah Guru Mata Pelajaran ) adalah sangat mutlak diperlukan, dengan musyawarah dari beberapa guru mata pelajaran didalam membuat kebijakan perangkat yang dapat dijadikan jembatan yang sangat baik dan benar untuk ketiga konsep yang terkandung didalam materi pelajaran, tujuan pembelajaran dan konsepsi siswa, maka akan membantu memperlancar jalannya proses kegiatan pembelajaran dan kepiawaian guru dalam mengajar.

Pertimbangan Kebijakan Dalam Kegiatan Pembelajaran :
1. Memahami karakteristik siswa dari aspek fisik, sosial, moral, emosional, kultural dan intelektual.
2. Memahami teori-teori dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Memahami keterkaitan antara perangkat pembelajaran, khususnya strategi dan pendekatan, metode dan model harus disesuaikan dengan kondisi materi pelajaran dan kemampuan siswa.
4. Memahami berapa Komponen Dasar ( KD ) dalam satu kali tatap muka, agar tercapai target ketentuan ketuntasan belajar.
5. Memahami berapa kali sebaiknya Ulangan Harian ( UH ) dalam satu semester dan bagaimana bentuk tes formatif setelah kegiatan tatap muka harus dibuat sebaik mungkin untuk mengetahui hasil belajar siswa.
6. Memahami kondisi ruangan sebagai tempat pembelajaran didalam menentukan keberhasilan pembelajaran.

Dengan mengacu kepada keenam point diatas, guru dapat memilih strategi pendekatan apa yang dipakai didalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya metode apa yang sebaiknya dipakai, ceramah atau belajar aktif, serta model pembelajaran apa yang paling tepat.

Akibat Kesalahan Mengambil Kebijakan Dalam Kegiatan Pembelajaran :
1. Kegiatan pembelajaran terjadi tetapi tujuan dan target ketuntasan tidak tercapai optimal.
2. Kemungkinan besar akan salah memotifasi dan memberi penguatan yang berakibat fatal bagi prestasi belajar siswa.
3. Siswa tidak dapat memahami secara optimal penjelasan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran.
4. Kegiatan pembelajaran telah memperdaya kita, seolah-olah sudah benar tetapi malah berakibat kerancuan konsep yang tertanam kedalam siswa.

Kebijakan didalam membuat perangkat pembelajaran yang tepat sangat diperlukan, kebijakan yang salah akan memperdaya kita sebagai guru mata pelajaran, dan akhirnya kita semua rugi, baik siswa, lembaga dan kelangsungan hidupnya.

MEMBANGUN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK DENGAN DIAM


Diam itu sendu, diam itu menarik, dan diam itu lebih baik. Itulah arti diam yang sering didendangkan orang didalam alunan senja kehidupan dan perjalanan sang insan. Tetapi yang dimaksud disinibukan diam sembarang diam seperti diamnya alunan senja kehidupan, tetapi diam yang membangun, diam yang memotifikasi, diam yang memberi penguatan, kepada siswa anak didik didalam kegiatan pembelajaran.
Kalau kita lihat lautan, kalau kita lihat rembulan, kalau kita lihat matahari semua diam, tetapi didalam lubuk hati yang paling dalam timbul sejuta pertanyaan, bahkan berjuta-juta pertanyaan akan diamnya lautan, rembulan dan matahari. Begitu juga yang diharapkan didalam kegiatan pembelajaran, dengan diamnya guru diharapkan timbul berbagai pertanyaan dari anak didik akan ketidak tahuan, akan sejuta misteri yang ada didalam hati mereka, ketika melihat, mengamati, dan mempelajari materi pelajaran yang dikemas didalam LKS ( Lembar Kerja Siswa ).
Guru cukup memberikan stimulus materi pelajaran yang merupakan kunci pokok materi berupa judul materi pelajaran, pokok bahasan ( Standar kompetensi ) dan sub pokok bahasan ( Kompetensi Dasar ) yang tercantum didalam pembahasan materi pelajaran, selanjutnya siswa dianjurkan untuk belajar sendiri terhadap konsep-konsep yang ada didalam pembahasan materi pelajaran, sesuai dengan kemampuan lognitif, afektif dan psikomotorik masing-masing siswa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat diam :
1. Guru harus jeli didalam memberikan kata kunci yang berupa pokok bahasan ( Standar Kompetensi ) dan sub pokok bahasan ( Kompetensi Dasar ) didalam membahas materi
pelajaran.
2. Guru harus jeli memperhatikan kegiatan siswa, mulai dari mimik raut muka, anggota badan mereka dengan benda-benda sekitarnya.
3. Guru harus jeli memperhatikan kelompok belajar mereka yang terdiri dari 4 ( empat ) orang siswa, apakah terjadi kegiatan pembelajaran atau tidak.
4. Guru harus pandai-pandai memperlihatkan sikap yang membantu siswa untuk belajar.
5. Guru harus dapat mengawasi semua siswa didalam kelas dengan menempatkan posisi berdiri didepan kelas yang benar.
6. Guru harus mempunyai wawasan yang luas terhadap materi pelajaran, baik pengembangan pokok bahasan ( Standar Kompetensi ), pengembangan Sub pokok bahasan ( Kompetensi Dasar ) dan pengembangan Indikator.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Guru harus dapat menjelaskan sejelas-jelasnya setiap pertanyaan yang diajukan oleh siswa, dan mengulang kembali apabila siswa belum jelas.
2. Guru harus dapat membantu apabila ada siswa yang bengong, atau memainkan benda-benda disekitar pada saat terjadi kegiatan pembelajaran didalam kelompok belajarnya ( tutor sebaya ), dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang menyangkut materi pelajaran atau kondisi belajarnya agar dapat belajar dengan temannya.
3. Guru harus menegur apabila ada siswa yang membuat gaduh atau keributan didalam kelompok belajarnya, selanjutnya dianjurkan untuk belajar dan terjadi kegiatan belajar kelompok.
4. Guru harus dapat membantu agar terjadi kegiatan pembelajaran didalam kelompok belajar mereka, dengan jalan memberikan tugas atau kegiatan lainnya.
5. Guru harus memperlihatkan sikap profesional didalam memberikan penjelasan didepan kelas, tegas, lugas dan tepat.

Kondisi saat diam :
Tentunya terjadi sesuatu yang sangat aneh dan mengherankan apabila ada guru yang diam membisu saat kegiatan pembelajaran, seharusnya guru memberikan ceramah yang berupa penjelasan-penjelasan yang kongkrit kondisi pembelajaran. Memang aneh tapi saat terjadi suasana " kebengongan " guru cuma memberikan pertanyaan yang santun kepada siswa " coba pelajari dan yang sulit ditanyakan ".
Saya kira itu sudah merupakan penguatan motivasi yang sangat diperlukan murid untuk belajar, dan membangkitkan semangat belajar mereka. Sehingga selanjutnya siswa tergugah untuk belajar dengan menunjukkan beberapa perubahan sikap belajar mereka. Artinya kita telah menggugah, membangkitkan kognitif, afektif dan psikomotorik mereka untuk mempelajari materi pelajaran yang dibahas didalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini ditunjukkan :
1. Siswa mulai bertanya dengan beberapa pertanyaan materi pelajaran.
2. Siswa mulai bertanya dan belajar dengan teman sekelompoknya.
3. Mulai ada perubahan didalam kelompok belajarnya.

Selanjutnya biarkan mereka belajar didalam kelompok belajarnya dengan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik mereka, selanjutnya diadakan evaluasi belajar mereka dengan mengadakan diskusi bersama dengan guru mata pelajaran. Didalam diskusi bersama ini guru harus jeli dan pandai terhadap siswa-siswa yang pandai, sangat pandai dan rendah, selanjutnya bagaimana guru dapat membantu siswa yang rendah menjadi pandai, siswa yang pandai menjadi sangat pandai dan yang sangat pandai tetap bertahan diposisinya.
Saya kira dengan kesiapan yang telah dipunyai guru sebagai guru pengajar, guru dapat membantu dan menciptakan suasana belajar yang baik, sehingga terjadi baik pembelajaran tutor sebaya ( siswa dengan siswa ) dan peer teaching ( guru dengan siswa ) baik dengan satu arah, dua arah dan banyak arah.
Saya kira dengan trik-trik yang dipunyai guru didalam diamnya, guru dapat membangun, menggugah dan membangkitkan kognitif, afektif dan psikomotorik mereka untuk belajar dengan baik. Diam dalam arti bukan menggurui, tetapi mencoba membangkitkan kognitif, afektif dan psikomotorik anak didik, baik melalui :
1. Keberanian mereka untuk bertanya.
2. Tidak takut untuk salah, sebab ada kesadaran bahwa guru akan membangun untuk membenarkannya.

Dengan demikian semoga kita semua guru-guru yang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan anak didik dan masa depan mereka dapat membangkitkan semangat belajar mereka.