REFORMASI PENDIDIKAN

Bicara Reformasi Pendidikan, pada dasarnya adalah bicara memperbaharui " Kurikulum " dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ", atau dari bentuk "Sistem " kebentuk " Sistem Bermasyarakat ".
Perubahan kurikulum, akan berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran dan Bahan Ajar, jadi jika terjadi pengembangan kurikulum ( substansi ke sistem ), maka harus diikuti pengembangan sistem pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.
Perubahan kurikulum akan disertai perubahan bahan ajar dan secara otomatis disertai perubahan sistem pembelajaran, dengan demkian ada keterkaitan yang sangat erat signifikan antara perubahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan pengembangan sistem pembelajaran
Dengan demikian Sistem Pendidikan akan berubah dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ". Dengan berubahnya kurikulum ( substansi ke sistem ) akan berubahlah Sistem Pendidikan, yang akhirnya terjadi " REFORMASI PENDIDIKAN " dari bentuk substansi ke sistem.



Monday, April 26, 2010

SAYANGILAH DIRIMU ...............ANAKKU

Pernahku memandangmu, betapa bahagianya hatiku
Lewat sorot matamu, dan lembutnya kata-katamu......
Tapi aku hanyalah seonggok cahaya yang jauh darimu
Dan bila dekat aku adalah aku dan kamu adalah kamu
Kini ku tak bisa diam membisu .....
Sebab kau adalah bagian dari tanggung jawabku
Seperjalanan walau sejenak kau disisiku
Sayang...kau adalah anak-anaku, siswaku dan muridku
Aku adalah cahaya yang mencoba menerangi jiwamu
Lewat perkataanku..........
Lewat sikap dan tindak tandukku..........
Lewat ilmu yang kuberikan padamu.........
Hanya satu harapanku, semoga berguna bagimu
Tapi aku tak bisa memaksamu
Sebab aku adalah aku dan kamu adalah kamu
Seandainya kau rajut semua fatwa didalam hatimu.......
Betapa bahagianya hatiku
Sebab kau muridku, sayangku, dan seirama denganku
Tapi bila kau buang jauh, akupun tak marah padamu
Sebab kau berjiwa dan bersahaja dan berkehidupan didunia...
Hayna satu pesanku............
Sayang...........Sayangilah Dirimu.



Puisi kecil diwaktu senggang
Damar, 27 April 2010

GURU

Puitih harum namamu........kurajut dalam.....
Untaian semerbak wangi bunga
Menabur sukma meraih sang bayu
Kau taburkan fatwa.. kau sebarkan sejuta harapan
Pahlawan tanpa tanda jasa
Awan bergelora ditengah nuansa
Saat kau kumandangkan kata-kata penuh makna
Tersirat abadi disucinya awan kelabu
Merasuk kedalam sukma disucinya hati hamba Illahi..anak negeri
Itulah yang terpatri dihati................guru menyambung ilmu
Guru amanah Illahi, abdi negeri
Untaian amanah tetes demi tetes kau goreskan kedalam sebait kata, sebait kalimat dan kau hembuskan kedalam raga Merasuk kedalam sukma lewat celah-celah mutiara dimana sang permata berada
Lewat alunan senja bersahaya, lewat semilirnya angin sepoi-sepoi basah, kau rajut seribu angan, kau tabur sejuta harapan....untukmu tercinta anak negeri asuhan sang dewi..
Kau pandang setiap hari...........................
Kadang ada tetes air mata, bilai kau duka bila fatwa tak sampai kesana..lubuk hati yang paling dalam
Tapi ada harapan nuansa kelangit biru, keujung langit awan putih
Itulah sejenah wacana yang terpatri dilembaran awan suci, dibirunya langit biru, bila kau tengadahkan wajah sambil kau sibak smaradahana.



Puisi kecil diwaktu senggang
Damar, 27 April 2010

SUDAH PROFESIONALKAH ANDA ?

SUDAH PROFESIONALKAH ANDA ?
( Oleh : Ir. Nanang Hariyanto, MA. Guru Pertanian SMP Negeri I Prigen )


Professional dalam profesi,mrupakan fungsi dibawah ini :


P = A + bX1 + cX2 + dX3 + e


Dimana : P = Profesi yang professional
A = Kondisi dan Situasi PBM
X1 = Teori yang mendukung
X2 = Praktek yang telah dilakukan
X3 = Pengalaman
b,c,d = kondisi dari kemampuan X1,X2, dan X3


Jadi Pada dasarnya profesionalitas seseorang tergantung kepada sesuatu yang esensial, yaitu : teori ( x1 ), praktek ( x2 ), dan pengalaman ( x3 ), dan sesuatu yang non esensial yaitu kondisi dan situasi ( A ), dan kemampuan ( b,c,d ), serta faktaor keruntungan ( e).

Profesionalitas sangat dituntut didalam segala instansi atau lembaga yang digelutinya, baik instansi pemerintah ataupun instansi swasta. Semua menuntut profesi yang profesionalitas dari seseorang, sebagai pelaku didalamnya. Dengan profesioalitas yang tinggi, maka akan dihasilkan produks yang maksimal, untuk kepuasan konsumuen.Didalam dunia pendidikan juga dituntut adanya profesionalitas seorang guru, artinya guru harus profesional.

Kembali kepada fungsi diatas, maka seorang guru harus memiliki sesuatu yang esensial, yaitu : Teori, Praktek dan Pengalaman yang sangat baik, untuk mendukung profesinya sebagai guru, pendidik, pembimbing dan pengasuh siswa dalam rangka menciptakan generasi muda yang siap menyongsong kemajuan jaman diera modern ini.Dan sesuatu non esensial, yaitu kemampuan yang mendukung sesuatu yang esensial dan kemanpuan untuk menyesuaikan deng kondisi dan situasi didalam Proses Belajar Mengajar ( PBM ).

Nilai konstanta A,b,c,d, sangat berpengaruh sekali terhadap kwalitas guru pendidik. Ibaratkan saja nilainya dalah : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. Tentunya nilai 4 akan lebih baik dari nilai 1, dan selanjtnya nilai 7 lebih baik dari nilai 4. dengan demikian semakin tinggi guru menguasai teori pendidikan, berpengalaman, dan praktek mengajar , maka secara kronologis guru tersebut lebih professional, walaupun ada unsur e ( keadaan yang tidak menguntungkan / pengganggu ) sehingga guru tersebut kurang berhasil didalam operasionalnya.

I. Situasi dan Kondisi ( A ).
Guru harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana dia mengajar, baik lingkungan fisik, dan lingkungan non fisik, yaitu teman sesame guru pengajar, atasan dan staf-staf lainnya. Ketidak seimbangan dengan lingkungan akan mengakibatkankan kurang segarnya bertindak, bekerja, dan berperilaku didalam lingkungan tersebut, yang akhirnya akan berdampak negative terhadap profesinya sebagai guru.
Tindakan yang tepat apabila terjadi ketidak seimbangan dengan lingkungan :
1. Lingkungan fisik :
o Cobalah untuk memahami keadaan tersebut, dan pahamilah bahwa pembelajaran dapat berlangsung didalam kondisi apapun.
o Cobalah untuk mengubah sedikit demi sedikit lingkungan yang kurang sedap tersebut.
o Taruhlah bunga atau apaun yang menyebabkan anda senag dengan lingkungan tersebut.
o Buatlah taman atau kebun agar pelataran kelihatan asri dan menyenangkan sehingga enak untuk dipandang.



2. Lingkungan Non Fisik.
o Cobalah untuk mendekati walaupun apapun terjadi, sayangi, rangkullah.
o Cobalah untuk bercakap-cakap permasalahan yang sebenarnya agar ada saling menyayingi dan membutuhkan.
o Bila suasana tidak berubah cobalah untuk menghindar dengan cara yang baik.
o Cobalah untuk menjauh dengan cara yang baik.
o Bila terpaksa tegurlah, karena tidak selamanya orang dalam ketegangan.
o Bila tidak berubah cobalah konsultasi dengan BK, dan selanjutnya kepala sekolah.
o
Dengan demikian saudara sebagai guru akan dapat bekerja dengan baik, dan tidak akan mengganggu profesi didalam kegioatan pembelajaran. Tidak merugikan diri anda sendiri, siswa sebagai anak didik, dan kesadaran sesame teman seprofesi.

II. Teori ( X1).
Teori pembelajaran pada dasarnya tergantung kepada tiga pokok permasalahan, yaitu :

1. SISWA :
o Perkembangan Peserta Didik
o Psikologi, umum
o Psikologi perkembangan dan
o Psikologi social.

2. PBM ( Proses Belajar Mengajar ).
o Strategi Pembelajaran
o Rencana Pembelajaran
o Pengembangan Bahan Ajar
o Kurikulum,
o Evaluasi, dll

3. HASIL :
o Remidial Teaching, dll

Penguasaan terhadap teori pembelajaran memang agak sulit, tetapi bagaimana strategi saudara agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan sempurna, serta tujuan tercapai. Itu adalah kata kunci yang menjadi pedoman untuk mempelajari teori=teori yang mendukung Proses Belajar Mengajar ( PBM ). Selanjutnya dilakukan pengembangan sesuai dengan situasi dan kondisi, baik kondisi system pembelajarannya ataupun system instruksionalnya dengan berpedoman petunjuk-petunjuk didalam kegiatan pembelajaran. Workshop sangat membantu dan menunjang pengembangan kinerja ini.

III. Praktek ( X2 ).
Semakin lama pengabdian seorang guru, semakin paham akan kekurangan dan kelebihannya, baik terhadap dirinya sendiri sebagai guru pengajar, kegiatan pembelajaran, dan kondisis siswa sebagai anak didik. Dengan demikian, jelas sekali bahwa praktek sangat menunjang didalam peningkatan profesionalitas kerja seseoarng didalam lembaga, baik lembaga pemerintah ataupun lembaga swasta.

IV. Pengalaman ( X3).
Pengalaman baik secara institusioanal, yang direncanakan ataupun incidental yang tidak direncanakan. Insidental atau pembelajaran yang tidak direncanakan, baik secara procedural ataupun strukturisional akan menambah dan memperbaiki didalam kegiatan pembelajaran. Semakin orang berpengalaman semakin pintar seseorang tersebut untuk menghadapinya, dan menguasainya sehingga semuanya akan berjalan dengan baik didalam situasi dan kondisi apapun. Dengan demikian pengalkan sangar berhubungan signifikan dengan peningkatan profesi.

V. Non Esssensial ( a,b,c ).
Untuk factor X1, adalah jenjang pendidikan, D1,D2, D3, S1, S2 ,S3, bahkan Profesor. Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, semakain banyak teori yang dapat dikembangan didalam kegiatan pembelajaran.
Untuk factor X2, jangka waktu mengajar, semakin lama dia mengajar semakin banyak hal-hal yang didapat, baik itu kekurangan ataupun kelebihan, yang akhirnya sangat membantu didalam kegiatan pembelajaran.
Untuk factor X3, bukan hanya pembelajaran setempat tetapi dibeberapa tempat, baik tingkatan lembaganya, missal SMP, SMP ataupun Perguruan Tinggi, dan daerah dimana dia mengajar, didesa, perkotaan ataupun pedalaman.

VI. Faktor Keberuntungan (e).
Kondisional, baik kesehatan ataupun situasi tertentu yang dapat menghalangi jalanya Proses Belajar Mengajar ( PBM ), keberuntungan akan berpihak kepada seseorang apabila dekat dengan sang Maha Kuasa, sebab dengan dekatnya maka segala doanya insyaAlloh akan terkabul, termasuk doa akan berangkat untuk mengajar.

Faktor essensial, non essensial dan keberuntungan harus selalu ada didalam diri kita, sebab dengan demikian kita akan dapat mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya, dan tujuan akan tercapai. Ingat sesuatu yang dikerjakan kepada bukan ahlinya, maka kehancurannlah yang akan diterima, sebaliknya bila diserahkan kepada ahlinya InsyaAlloh perkembanganlah yang akan terjadi.

BACALAH DENGAN TEGAS

Membaca berarti mengembangkan ranah kognitif, dengan membaca setiap individu akan bertambah pengetahuan dan wawasannya, sehingga individu tersebut akan bertindak lebih professional karena bertambahnya pengetahuan yang mendukung proseionalitasnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dilingkungan jabatan atau lingkungan social.
Membaca yang benar berarti dengan membaca individu tersebut dapat bertambah pengetahuannya, apabila tidak bertambah pengetahuannya secara professional, maka dapat dikatakan bukan membaca tetapi melihat, melihat gambar, melihat bentuk tulisan atau melihat desain buku tersebut. Apabila itu yang terjadi berarti harus ada perbaikan terhadap buku sebagai bahan ajar, agar menarik minat baca pembaca, dan pengembangan bahan ajar ini bukan hanya ditinjau dari segi isi saja, tetapi dari semuanya, baik isi, konsep-konsep yang ada, teori-teori yang mendukung, susunan struktur isi, susunan kompetensi, dan fakta-fakta yang mendukung, sehingga minat baca seseorang semakin besar.
Membaca yang benar adalah membaca dengan procedural sebagai berikut :
1. Membaca dan menghafal.
2. Membaca dan memahami.
3. Membaca dan mengaplikasikan.
4. Membaca dan menganalisa.
5. Membaca dan mengembangkan.

1. Membaca dan Menghafal.
Didalam setiap materi, baik itu materi pelajaran, atau materi proposal, didalamnya akan mengandung beberapa istilah yang perlu dihapalkan, baik hafalan “ kata “ sebagai bagian isi dari materi, hafalan “ posisi kata “ menurut urutan struktur isi dan makna yang tercakup didalam materi tersebut, dan hafalan baik “ kata dan posisi “ untuk kelengkapan memahami materi tersebut.
Menghafal “ kata “ adalah menghafal istilah-istilah, teori-teori, konsep-konsep, rumus-rumus yang ada didalam tulisan materi tersebut. Ini adalah sayarat utama agar individu dapat memahami materi tersebut.
Menghafal “ posisi kata “ adalah menghafal urutan kata-kata tersubut didalam struktur isi materi secara keseluruhan, sehingga individu dapat mengkaitkannya menjadi satu pemahamana yang benar.
Menghafal “ kata dan posisi kata “ adalah menghafal selain istilah-istilah terbut juga posisinya didalam kedudukannya didalam hamparan seluruh materi pelajaran, sehingga dengan demikian individu akan memahami materi tersebut dengan sempurna.

2. Membaca dan Memahami.
Didalam materi pelajaran atau materi proposal mempunyai tujuan-tujuan yang harus dipahami oleh individu agar konsep-konsep yang tercantum didalam materi tersebut direspon oleh otak, yang selanjutnya diaplikasikan lewat kata, sikap dan gerak. Apabila pemahaman itu benar, maka kata, sikap dan gerka sebagai akibat respon dari baca akan benar, tetapi bila salah, maka semua akan salah.
Memabaca dan memahami adalah bagian yang sangat penting didalam kegiatan “ baca “, memahami konsep-konsep yang tercantum didalam pokok bahasan ( standard kompetensi ), memahami konsep-konsep yang tercantum didalam sub pokok bahasan ( kompetensi dasar ) yang merupakan pengembangan pokok bahasan. Dan memahami konsep-konsep yang tercantum didalam indicator. Setiap individu baca harus memamahami keterkaitan, antara pokok bahasan, sub pokok bahasan dan indicator, serta tujuan secara keseluruhan, sehingga individu baca memahami keseluruhan bahan ajar.
Materi pelajaran tersusun secara susunan kompetensi dan struktur isi. Susunan secara kompetensi merupakan susunan yang laing terkait antara konpetensi yang satu dengan lainnya, susunan merupakan satu urutan yang tidak dapat dibolak balik, sebab konpetensi yang satu menjelaskan konpetensi dibawahnya, selanjutnya konpetensi dibawahnya menjelaskan kompetensi dibawahnya lagi, dan seterusnya sampai konpetensi yang ada didalam keseluruhan materi bahan ajar.
Struktur isi merupakan saling keterkaitan antara pokok bahasan, sub pokok bahasan dari semua materi pelajaran. Struktur isi ini bisa secara hyrarkhis atau kelompok, hirarkhis susunan secara vertikal, sementara kelompok secara horizontal.
Pemahaman konsep-konsep, teori-teori, yang tercantum didalam struktur isi harus jelas, mana struktur yang sangat essensial mana struktur yang pengembang, sehingga secara hirarkhis pembaca dapat memahami keselruhan isi materi pelajaran.

3. Membaca dan Mengaplikasi.
Membaca harus bisa mengaplikasikan, baik kedalam bentuk nyata atau kedalam bentuk kiasan. Bentuk nyata adalah kejadian yang ada didalam masayarakt, sedangkan kiasan adalah miniatur dari kejadian dimasayarakat tersebut, dengan menggunakan alat praga. Syarat utama mengaplikasikan bahan ajar adalah harus benar-benar memahami konsep, teori dan prosedur yang ada didalam materi bahan ajar. Biasanya untuk mengaplikasikan materi bahan ajar, bisa melalui ” kontektual learning ” dengan menggunakan gambar-gambar atau slide, atau secara ” tutorial ” urutan kerja untuk mewujudkan dan mengapresiasikan tujuan yang terkandung didalam konsep bahan ajar tersebut.
Antara aplikasi dan pemahaman merupakan suatu keterkaitan yang sangat signifikan. Sebab apabila salah didalam memahami materi bahan ajar, maka akan sulitlah untuk mengapresiasikannya, baik secara gambar, slide atau tutorial.

4. Membaca dan Menganalisa.
Menganalisa adalah membandingkan konsep-konsep, teori-teori, tujuan didalam pokok bahasan yang tercantum didalam sub pokok bahasan atau indikator. Menganalisa atau membandingkan adalah evaluasi terhadap tujuan apakah tujuan itu sama atau tidak sama. Kalau analisa itu sama, tujuan pokok bahasan tersebut posisinya sama, walaupun pokok bahasannya berbeda tetapi tujuannya atau maknanya sama, sedangkan apabila tidak sama maka posisi tujuan pokok bahasan tersebut bertingkat. Artinya pokok bahasannya berbeda dan tujuannya atau maknanya tidak sama. Sebagai contoh didalam ilmu ” Agrobisnis ” modal usaha terbagi kedalam modal investasi, modal kerja, dan amortasi, ini posisinya sama yaitu modal usaha, tetapi BEP ( break event point ) sudah tidak sama posisinya, sebab pembahasan BEP merupakan kelanjutan dari pembahasan modal.
Itulah yang dimaksud dengan menganalisa atau membandingkan tujuan pokok bahasan dengan hasil sama didalam posisinya atau tidak sama didalam posisi struktur isi materi pelajaran. Dengan demikian pemahaman konsep materi pelajaran atau proposal dapat dipahami dengan jelas.

5. Membaca dan Mengembangkannya.
Dengan pemahaman, pengaplikasian dan pembandingan yang benar maka individu baca tersebut sudah menguasai struktur, konsep-konsep , teori-teori, procedural dan pola pikir yang mendukung mata pelajaran yang terkandung didalam tujuan pembelajaran. Selanjutnya individu baca dapat mengembangkannya sesuai dengan irama jalan pikiran konsep-konsep tersebut, setelah dipraktekkan didalam dunia nyata, dimana letak kekurangannya, dimana letak kebaikannya, dimana letak keberhasilannya, kenapa ini gagal, kenapa ini berhasil, dan lain sebagainya.
Mengembangkan bukan berarti lari dari focus pembecaraan awal pokok bahasan, tetapi pada dasarnya individu baca mengembangkan indicator-indikator menjadi pokok bahasan yang bias dipertanggung jawabkan kebenarannya secara ilmiah. Dengan didukung konsep-konsep yang benar, maka pengembangan menjadi pokok bahasan, sub pokok bahasan dan indicator, merupakan perluasan wawasan dari ide tujuan pembelajaran.
Pertanggunga jawab secara ilmiah melalui verifikasi masa, baik didunia kampus atau kalangan umum.

PSIKOMOTORIK SEORANG GURU

Ranah psikomotorik merupakan bagian terpenting didalam kegiatan pembelajaran, khususnya yang berhubungan dengan “ body languase “ atau bahasa tubuh yang sangat membantu kelancaran dan keberhasilan didalam mewujudkan apa yang tertuang didalam tujuan pembelajaran.

Guru berasal dari bahasa Jawa, gu berasal dari kata “ digugu “ ru berasal dari kata “ ditiru “. Jadi guru adalah kepanjangan dari digugu lan ditiru, digugu mempunyai makna setiap apa yang dikatakan guru diakui kebenarannya, dan ditiru bermakna semua sikap dan tindak tanduk guru akan dicontoh dan ditauladani.
Guru adalah seorang yang diakui kebenaran setiap ucapan atau kata-katanya dan menjadi contoh tauladan dilingkungannya. Oleh karena itu setiap guru harus professional dan menguasai bidang keilmuannya dan bermoral tinggi dimata siswanya, rekan sejawatnya dan lingkungan sekitarnya.
Menurut Ki Hajar Dewantoro : “ guru harus berpedoman kepada tiga sikap, yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, “ artinya didepan harus menjadi contoh teladan yang baik, ditengah harus dapat membangun semangat dan memberi penguatan yang kuat, dan dibelakang dapat mendorong lajunya pembangunan. Dengan demikian guru sebagai figure sentral didalam kegiatan pembelajaran dapat mewujudkan cita-cita bangsa menciptakan generasi muda yang tangguh dan siap menghadapi kemajuan jaman.
Selain kognitif dan afektif, seorang guru memiliki ranah pembawaan sejak lahir yang tidak kalah pentingnya didalam menciptakan kesuksesan kegiatan pembelajaran. Ranah tersebut adalah ranah psikomotorik, yang berfungsi untuk menggerakkan semua anggota badan dalam hubungannya dengan keinginan, hasrat dan dalam rangka mensukseskan membentuk dan mewujudkan tujuan pembelajaran, membentuk dan mewujudkan pembelajaran optimal.
Ranah psikomotorik terdiri dari :
1. Gerak otot ( dasar ).
2. Gerak bertujuan dengan belajar.
3. Gerak untuk berkomunikasi.
Ketrampilan guru didalam kegiatan pembelajaran adalah :
1. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran.
2. Ketrampilan menjelaskan materi pelajaran.
3. Ketrampilan bertanya dan memancing pertanyaan.
4. Ketrampilan reinforce ( penguatan / motivasi ).
5. Ketrampilan mengelola kelas.

Ketrampilan guru didalam kegiatan pembelajaran mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kemampuan ranah psikomotorik yang dimilikinya. Dengan kemampuan gerak dasar ( otot ), gerak yang bertujuan dengan belajar dan gerak untuk berkomunikasi, guru dapat menyempurnakan kegiatan pembelajaran.

Hubungan ranah psikomotorik dengan ketrampilan pembelajaran :
1. Bagaimana sikap guru didalam membuka dan menutup mata pelajaran.
2. Bagaimana sikap guru dalam menjelaskan materi pelajaran.
3. Bagaimana sikap guru dalam bertanya dan memancing pertanyaan.
4. Bagaimana sikap guru dalam memberikan reinforce ( penguatan / motivasi ).
5. Bagaimana sikap guru dalam pengelolaan kelas.

Tentunya banyak kendala yang harus diperhatikan guru didalam bersikap, sebab perkembangan anak didik didalam pertumbuhan dan pendewasaan jiwa dan raganya sangat tergantung kondisi alam sekitarnya, baik itu lingkungan hidup atau lingkungan mati, termasuk sikap guru yang sangat berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan kedewasaannya. Itulah alunan nada yang diberikan kepada predikat guru ” digugu lan ditiru ”, kalau salah dalam bersikap maka akan membahayakan terhadap pertumbuhan dan kedewasaan anak didik didalam perkembangannya.

1. Sikap guru didalam membuka dan menutup pelajaran.
Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada apa yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran, maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Itulah sikap yang benar seorang guru didalam membuka dan menutup mata pelajaran, selain kegiatan pada umumnya didalam kelas dimulai dari, menertipkan siswa, mengisi daftar hadir, menyiapkan alat-alat pengajaran dan buku-buku yang akan dipakai, salam dan berdo’a.

Dengan demikian siswa termotivasi dan mengetahui apa yang akan dipelajari, batas-batas materi yang akan dikerjakan, menghubungkan fakta-fakta, dan menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang pernah dia alami.

2. Sikap guru didalam menjelaskan materi pelajaran.
Didalam memberikan penjelasan kepada siswa guru harus dapat menyampaikan secara rasional, dan keterkaitan hubungan antara konsep-konsep dan fakta, serta sebab-sebab mengapa keadaan itu terjadi. Gambaran yang diberikan harus jelas dan sejelasnya, sehingga guru diharuskan untuk menambah pengetahuan diluar stimulus yang ditulis didalam materi pelajaran, bisa dari fakta kongkrit dilapangan, atau pengalaman yang dialami.

Didalam memberikan penjelasan kepada siswa, diharapkan siswa untuk mengerti dalam arti siswa dapat mengembangkan daya nalarnya terhadap kejadian-kejadian, konsep-konsep, dan hubungan didalamnya, bukan doktrinasi yang menekan.

Beberapa komponen yang perlu dijelaskan :
a. Kejelasan tujuan, bahasa dan proses penjelasan.
b. Memberikan penekanan dengan cara variasi dalam gaya mengajar ( variasi suara, mimik ) dan membuat struktur sajian dalam bentuk suatu kerkaitan yang jelas dengan model akar.
c. Memahami tingkah laku siswa, memberikan kesempatan siswa apakah penjelasan yang diberikan bersifat bermakna atau tidak.



3. Sikap guru didalam bertanya dan memancing pertanyaan.
Sebelum mengajukan pertanyaan seorang guru diharapkan memberikan gambaran tentang pokok permasalahan, dan didalam mengajukan pertanyaan diharapkan respon yang didapat dari siswa adalah respon yang umum selanjutnya diubah kedalam permasalahan yang sempit melalui duskusi.

Beberapa syarat didalam memberikan pertanyaan :
a. Pertanyaan harus diucapkan dengan jelas dan singkat.
b. Memberikan kesempatan berfikir kepada siswa dalam beberapa waktu, sebelum siswa menunjukkan respon dari pertanyaan.
c. Bagi siswa yang mengalami kesulitan merespon pertanyaan, guru diharapkan mengatur strategi dengan jalan mengungkapkan pertanyaan lain yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya.
d. Sebaiknya kata tanya yang diberikan disesuaikan dengan tujuan perkembangan kognitif siswa, seperti sebutkan untuk hafalan, bagaimana pendapat kamu untuk pemahaman, apa bedanya untuk analisis, ceritakan untuk sintesa dan lain-lain.

4. Sikap guru didalam reinforce ( motivasi / penguatan ).
Didalam memberikan reinforce ( motivasi / penguatan ) sebaiknya dilakukan dengan penuh kehangatan dan keantusiasan, menghindari respon negative, dan bermakna bagi kepentingan siswa.


Beberapa komponen didalam memberikan reinforce.
a. Pujian ( penguatan verbal ), berupa kata-kata yang diucapkan guru, seperti
: baik, bagus, tepat, saya sangat menghargai pendapatmu, pikiranmu sangat
cerdas, dan sebagainya.
b. Dalam bentuk mimic, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa ( penguatan gastural ), seperti : mengangkat alis, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan dan lainnya.
c. Dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.
d. Dengan memberikan sentuhan, memberikan penghargaan kepada siswa dengan cara menepuk pundak, berjabat tangan, atau mengangkat tangan siswa.

5. Sikap guru didalam pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas bertujuan untuk pembelajaran optimal, hal ini akan tercapai apabila guru mampu didalam mengatur siswa, sarana pengajaran dan mengendalikan suasana pengajaran yang menyenangkan. Pengandalian mengajaran sangat berkaitan dengan sistem instraksional, sehingga guru perlu untuk mengkondisikan suasana belajar agar tidak terjadi gangguan terhadap belajar mengajar, walaupun sifatnya sementara.

Beberapa komponen didalam pengelolaan kelas :
a. Menunjukkan sikap tanggap, sehingga siswa merasakan guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat.
b. Membagi perhatian yang efektif, baik secara visual ( tingkah laku ) dan verbal ( kata-kata ).
c. Memusatkan perhatian kelompok, dengan harapan mempertahankan perhatian sesama teman, menyiagakan siswa didalam kerja sama, dan menuntut tanggung jawab.
d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas serta menegur dengan cara yang baik ( santun ).

Apabila kelima sikap motorik seorang guru didalam kegiatan pembelajaran, baik pada waktu membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, memberikan reinforce, bertanya dan memancing pertanyaa, serta pengelolaan kelas dilakukan dengan benar, maka kelancaran proses belajar mengajar akan terjadi dan kegiatan pembejaran akan tertip tidak akan ada gangguan. Selain itu akan menimbulkan kesan yang menyenangkan baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan lingkungan, sehingga pembelajaran optimal akan terbentuk, tentunya untuk mencapai kondisi yang sempurna perlu adanya pembelajaran, memperbaiki kekurangan dan meningkatkan yang sudah benar.