REFORMASI PENDIDIKAN

Bicara Reformasi Pendidikan, pada dasarnya adalah bicara memperbaharui " Kurikulum " dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ", atau dari bentuk "Sistem " kebentuk " Sistem Bermasyarakat ".
Perubahan kurikulum, akan berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran dan Bahan Ajar, jadi jika terjadi pengembangan kurikulum ( substansi ke sistem ), maka harus diikuti pengembangan sistem pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.
Perubahan kurikulum akan disertai perubahan bahan ajar dan secara otomatis disertai perubahan sistem pembelajaran, dengan demkian ada keterkaitan yang sangat erat signifikan antara perubahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan pengembangan sistem pembelajaran
Dengan demikian Sistem Pendidikan akan berubah dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ". Dengan berubahnya kurikulum ( substansi ke sistem ) akan berubahlah Sistem Pendidikan, yang akhirnya terjadi " REFORMASI PENDIDIKAN " dari bentuk substansi ke sistem.



Friday, June 25, 2010

PENILAIAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI ( P.K ).

Penilaian dalam system pembelajaran Pembelajaran Kompetensi ( PK ) menggunakan patokan nilai PAN ( Paduan Acuan Normal ), PAK ( Paduan Acuan Kriteria ) dan patokan nilai KKM ( Kreteria Kelulusan Minimal ) draf KTSP.

1. Pengertian Penilaian system penilaian pembelajaran Pembelajaran
Kompetensi.

Nilai KKM diperoleh dari rata-rata setiap Pengajaran Kompetensi. Ini merupakan dasar penilaian Sekolah Standar Nasional ( SSN ) dan Sekolah Bertaraf Internasional ( SBI ).
Nilai berdasarkan PAN ( Paduan Acuan Normal ) atau PAK ( Paduan Acuan Kriteria ) dipakai untuk Sekolah yang baru menuju atau tidak ke Sekolah Standar Nasional ( SSN ) dan Sekolah Bertaraf Internasional ( SBI), yaitu Sekolah Biasa atau Sekolah Unggulan . Dasar penilaian adalah nilai rata-rata ( x ) atau persentasi ( % ).
Dengan adanya SSN, SBI dan yang baru menuju SSN atau SBI , maka terjadilah 3 ( tiga ) kriteria penilaian.

Ia. Macam Penilaian :
1. Nilai SKL ( Standar Kriteria Lulusan ) untuk SSN dan SBI.
Dasarnya KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) draf KTSP.
2. Nilai SKL ( Standar Kriteria Lulusan ) untuk Non SSN dan SBI ( Sekolah Biasa atau Sekolah Unggulan ).
Dasarnya PAN atau PAK, dengan ketentuan dasar nilai rata-rata ( x ) atau persentasi, batas minimal 6.
3. Nilai SK-KMP ( Standar Kelulusan – Kompetensi Mata Pelajaran ), hasil testing
baik dari Ulangan Harian dan Ulangan Akhir Sekolah, untuk SSN, SBI dan Non
SSN dan SBI.

1b. Pedoman SKL ( Standar Kriteria Lulusan ) Nilai KKM draf KTSP.
1. Indikator Pencapaian ( IP ) berfungsi sebagai criteria ketuntasan belajar Kompetensi Dasar ( KD ).
2. Indikator Pencapaian ( IP ) terhadap Kompetensi Dasar ( KD ) mempunyai tingkatan yang berbeda-beda dalam menentukan nilai KKM.
3. Tingkatan-tingkatan itu terbagi atas, tingkatan Essensial, tingkat Kompleksitas
( kesulitan dan kerumitan ), tingkat kemampuan rata-rata siswa ( Intake ) dan
sumber daya pendukung BOS dan BOP.
4. Melalui analisa dari ke empat tingkatan itu, maka dapat ditentukan nilai KKM, setiap mata pelajaran yang tercantum dalam Standar Kompetensi Lulusan didalam draf KTSP.

2. Pedoman SKL ( Standar Kriteria Lulusan ) berdasarkan PAK dan PAN.
Pedoman penentuan nilai SKL ini berdasarkan kesepakan internasional, yang mana berdasarkan PAK ( patokan Acuan Kriteria ) nilai kelulusan berdasarkan nilai rata-rata kelas ( x ), selanjutnya berdasarkan PAN ( Patokan Acuan Normal ) berdasarkan persentasi , penentuan SKL ditetapkan 6 ( enam ).

3. Pedoman SKL ( Standar Kriteria Lulusan ) Nilai SK-KMP.
Nilai SK-KMP ( Standar Kelulusan - Kelompok Mata Pelajaran )dapat ditinjau dari dua patokan yaitu Patokan Acuan Normal ( PAN ) dan Patokan Acuan Kriteria
( PAK ).
3a.1. Patokan Acuan Normal ( PAN ) :
Nilai ditentukan dberdasarkan interpretasi data persentasi baik dalam bentuk actual ataupun dalam bentuk Ideal. Nilai hasil ujian masih merupakan skor mentah, yang masih harus diproses kedalam aturan persentasi, sehingga terbagi menjadi 10 bagian nilai satuan.
Penilaian ini dibagi dua, yaitu :
1. Interpretasi data berdasarkan persentasi bentuk Ideal.
Dasar Nilai Soal Tertinggi ( MES ).
2. Interprestasi data berdasarkan persentasi bentuk actual.
Dasar Nilai Tertinggi Hasil peserta ujian.
3a.2. Patokan Acuan Kriteria ( PAK ) :
Nilai ditentukan dberdasarkan interpretasi data menggunakan nilai rata-rata ( x ) dan Standar Deviasi ( SD ), baik dalam bentuk actual ataupun dalam bentuk Ideal. Nilai hasil ujian masih merupakan skor mentah, yang masih harus diproses kedalam aturan baik kedalam skala 10 ( satuan ) ataupun skala 5 ( grade ).
Penilaian ini dibagi dua, yaitu :
1. Interpretasi datamenggunakan nilai rata-rata ( x ) dan SD, bentuk Ideal.
2. Interpretasi datamenggunakan nilai rata-rata ( x ) dan SD, bentuk Actual.

Dari system penilaian standar kompetensi tersebut, dapat diketahui bahwa antara KKM, SKL PAK dan PAN, dan SK-KMP saling berhubungan dan berkaitan satu sama lainnya dalam menentukan kelulusan siswa.

Thursday, June 24, 2010

MUTIARA KATA ( PEARL WORD )

“ Sesungguhnya manusia
hidup mencari kebenaran
dan kebenaran akan
mengantarakan kita kepada
perdamaian dan keselamatan“

" Real [of] human being
life look for truth
and truth will
[among/between] us to
safety and peace “

“ Apabila anda bersikap jujur
kepada diri anda sendiri, maka
alam kehidupan akan
memberikan kejujuran didalam
kehidupan anda”

" If you be honest
to yourself [by] xself, hence
life nature will
give sincerity in
life of you"

“ Jangan takut terhadap
perbedaan, sebab perbedaan
akan mengantarkan kita
kedalam persamaan“
" Don'T fear to
difference, because difference
will send us
into equation “

“ Hidup adalah ihtiar untuk
menjaga keseimbangan
sikap jasmaniah dan
rokhaniah “

" Life [is] ihtiar to
balancing
physical attitude and
spiritual “

“ Alam mengajarkan kita
menjaga memelihara sikap
kesabaran dan mengarahkan
sikap kemarahan kedalam
kebaikan “

" Nature teach we
taking care of to look after attitude
patience and instruct
enragement attitude into
kindliness “

“ Kesadaran kita akan
menyadarkan kita, bahwa sikap
kita adalah refleksi dari sikap
yang diberikan oleh alam
kepada kita “


" Awareness of us will
awake us, that attitude
we [is] refleksi of attitude
given by nature
to us "

“ Kebenaran itu adalah haq,
oleh karena itu jangan
takut dengan kesalahan,
sebab kesalahan akan
mengantarkan kita kepada
kebenaran “

" That truth [is] haq,
therefore don't
fear with mistake,
because mistake will
send us to
truth “

PENATAAN RUANG KELAS

Penataan ruang kelas sangat erat hubungannya dengan jumlah rombongan belajar yang akan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Semakin besar rombongan belajar tentunya diperlukan ruangan yang lebih besar, sementara untuk rombongan belajar mikro cukup dengan ruangan standar.
Perlunya penataan ruang kelas diharapkan agar komunikasi dapat berjalan lancar, apa yang dijelaskan guru dapat dipahami oleh siswa sebagai pebelajar. Penataan kelas ini selain menyangkut luas ruangan kelas, juga perlu adanya alat-alat Bantu lain yang sangat diperlukan didalam kegiatan pembelajaran, seperti layar, overhead, LCD dan computer serta mikropon.
Layar diperlukan sebagai alat untuk menampilkan gambar-gambar dari slide yang dibuat oleh guru mata pelajaran, overhead sebagai alat penjelas dengan menggunakan layar, sementara LCD dan computer adalah alat bantu untuk menampilkan slide atau gambar-gambar.
Tentunya semakin besar rombongan belajar yang mengikuti kegiatan pembelajaran, semakin banyak alat-alat bantu yang kita gunakan, sebaliknya semakin kecil rombongan belajar yang ikut kegiatan pembelajaran semakin kecil kemungkinan menggunakan alat bantu pembelajaran.

Mikro Teaching ( Pembelajaran Sangat Kecil ).
Didalam mikro teaching siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran sangat sedikit, sekitar 10 – 20 siswa. Kondisi pembelajaran yang demikian ini tidak membutuhkan alat Bantu pembelajaran didalam membantu kejelasan penjelasan materi pelajaran oleh guru mata pelajaran, sebab dengan ruang lingkup yang kecil proses penyampaian materi pelajaran sudah dapat terpahami oleh siswa, baik searah atau banyak arah. Guru dapat memonitor dan menjelaskan materi bahan ajar kepada siswa dengan sangat mudah, daya jangkau suara yang pendek dan jumlah siswa yang sedikit memungkinkan sangat membantu pelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut. Tetapi yang paling diutamakan didalam proses belajar mengajar adalah bagaimana belajar optimal dan tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran Kecil ( Smol Teaching ).
Pembelajaran kecil dengan jumlah siswa antara 30 – 50. Kondisi pembelajaran kecil sudah layak untuk memakai alat bantu pembelajaran, seperti layar sebagai penampilan gambar-gambar slide, Komputer dan LCD sebagai alat bantu untuk menampilkan gambar slide. Dengan bantuan alat tersebut maka perhatian siswa lebih focus terhadap materi pelajaran dibandingkan dengan tidak memakai alat bantu, siswa akan memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Lain bila hanya dengan ceramah guru, kadang siswa kurang bias mendengar dengan baik, yang akhirnya membikin ulah dan akhirnya terjadi keramaian. Akibatnya kegiatan pembelajarn terganggu dan proses belajar mengajar tidak optimal.

Pembelajaran Besar ( Larsge Teaching ).
Pembelajaran besar dengan jumlah siswa antara 50 – 150. Kondisi ini terjadi pada perguruan tinggi tingkat persiapan bersama ( TPB ), dmana jumlah rombongan belajar lebih dari 100 mahasiswa, sehingga didalam kegiatan pembelajaran, selain dibutuhkan alat bantu pembelajaran seperti layar, overhead, computer dan LCD juga diperlukan mikropon agar penjelasan dosen dapat didengar oleh mahasiswa yang duduk dibangku paling belakang. Dengan demikian kegiatan pembelajaran dapat optimal.

SETTING TEMPAT DUDUK

Setting tempat duduk siswa bertujuan agar siswa dapat belajar dengan nyaman, dapat mendengarkan ucapan guru dengan jelas dan dapat berdiskusi dengan teman sebaya dengan baik. Selain itu pengaturan tempat duduk bertujuan agar komunikasi antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa didalam kegiatan pembelajaran baik satu arah, dua arah atau banyak arah bisa langsung kepada sasaran yang tertuju sehingga stimulus yang disampaikan dapat diterima dengan jelas, dengan demikian maka respon yang akan disampaikan siswa tidak melenceng dari tujuan materi pelajaran. Hal ini sangat membantu kelancaran proses belajar mengajar dan menghindari miss understanding ( kesalah pengertian ) diantara pebelajar.

Setting tempat duduk sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran, pembelajaran dengan memakai metode bebas aktif ( siswa aktif belajar ), sebaiknya pengaturan tempat duduk diharapkan guru dapat memonitor semua gerak gerik siswa dalam pandangannya, dengan demikian kemua kegiatan dan aktifitas siswa secara keseluruhan dapat diawasi dengan jeli oleh guru. Satu persatu siswa dalam pengawasan guru tanpa terhalangi oleh sesuatu apapun. Tetapi untuk metode pembelajaran ceramah, pengaturan tempat duduk tidak harus sejeli itu, sebab disini fungsi utama pengaturan tempat duduk adalah siswa dapat mendengarkan dan memahami penjelasan guru dengan jelas.

Tak kalah pentingnya didalam setting tempat duduk, didalam satu kelompok belajar yang terdiri dari 4 ( empat ) siswa diharapkan terjadi pemerataan kemampuan intelektual, dari siswa sangat rendah, rendah, pandai, dan pandai sekali. Seluruh siswa dipilih secara acak menurut kemampuan intektualnya dari siswa paling pandai, sampai siswa paling terendah dalam satu kelompok belajar, sehingga terjadi pemertaan kemampuan intektual didalam kelompok belajarnya. Hal ini untuk menghindari kemacetan belajar ( diskusi ) kelompok didalam membahas, mempelajari dan memecahkan masalah harus dipecahkan didalam materi pelajaran. Apabila didalam kelompok belajar terdiri siswa yang sangat rendah semua, maka kemacetan belajar akan terjadi, sebaliknya jika terdiri dari siswa sangat pandai semua, kemungkinan siswa akan bergurau, sebab materi pelajaran sudah dianggap bisa, lain bila dicampur secara acak, ada yang memahami ada yang tidak, sehingga terjadi saling tukar pikiran, saling bertanya dan terjadilah diskusi kelompok didalam kelompok belajarnya.

Ada tiga sistem setting tempat duduk, yaitu :
1. Setting Tempat Duduk Berbanjar.

Setting tempat duduk atau pengaturan tempat duduk berbanjar sangat baik untuk metode pembelajaran ceramah, siswa dapat focus kedepan untuk mendengarkan ceramah penjelasan guru, proses penyampaian stimulus dapat diterima secara lansung oleh siswa dari tatap muka yang baik antara guru dan siswa. Pengaturan tempat duduk berbanjar akan meminimalisir guru membelakangi siswa, sedikit sekali guru membelakangi siswa, kecuali saat guru menulis dipapan tulis, hal ini sangat menguntungkan bagi siswa didalam memaksimalkan kegiatan pembelajaran.
Didalam setting tempat duduk berbanjar, guru harus sering-sering mengevaluasi kedengaran suaranya untuk siswa yang duduk dibelakang, sebab yang dipentingkan didalam metode ceramah adalah bagaimana suara penjelasan guru dapat didengar oleh siswa, bagi siswa yang duduk dibelakang mungkin suara kurang dapat didengar. Apabila terjadi hal yang demikian maka sebaiknya guru harus pandai mengatur posisi berdirinya agar suaranya dapat terdengar oleh semua siswa. Selain itu jangan terrjadi kegaduhan agar suara dapat terdengar dengan jelas.

2. Model Tapal Kuda.
3. Model Huruf U.


Setting tempat duduk tapal kuda dan huruf U, sangat cocok untuk metode pembelajaran siswa bebas aktif, sebab posisi ini guru dapat mengawasi seluruh gerak gerik siswa sampai yang sekecil-kecilnya, siswa melamun, siswa bergurau, siswa memainkan alat tulis dan lain-lain, sebab guru langsung fukus pandangannya kepada semua siswa satu persatu.