REFORMASI PENDIDIKAN

Bicara Reformasi Pendidikan, pada dasarnya adalah bicara memperbaharui " Kurikulum " dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ", atau dari bentuk "Sistem " kebentuk " Sistem Bermasyarakat ".
Perubahan kurikulum, akan berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran dan Bahan Ajar, jadi jika terjadi pengembangan kurikulum ( substansi ke sistem ), maka harus diikuti pengembangan sistem pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.
Perubahan kurikulum akan disertai perubahan bahan ajar dan secara otomatis disertai perubahan sistem pembelajaran, dengan demkian ada keterkaitan yang sangat erat signifikan antara perubahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan pengembangan sistem pembelajaran
Dengan demikian Sistem Pendidikan akan berubah dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ". Dengan berubahnya kurikulum ( substansi ke sistem ) akan berubahlah Sistem Pendidikan, yang akhirnya terjadi " REFORMASI PENDIDIKAN " dari bentuk substansi ke sistem.



Monday, April 26, 2010

PSIKOMOTORIK SEORANG GURU

Ranah psikomotorik merupakan bagian terpenting didalam kegiatan pembelajaran, khususnya yang berhubungan dengan “ body languase “ atau bahasa tubuh yang sangat membantu kelancaran dan keberhasilan didalam mewujudkan apa yang tertuang didalam tujuan pembelajaran.

Guru berasal dari bahasa Jawa, gu berasal dari kata “ digugu “ ru berasal dari kata “ ditiru “. Jadi guru adalah kepanjangan dari digugu lan ditiru, digugu mempunyai makna setiap apa yang dikatakan guru diakui kebenarannya, dan ditiru bermakna semua sikap dan tindak tanduk guru akan dicontoh dan ditauladani.
Guru adalah seorang yang diakui kebenaran setiap ucapan atau kata-katanya dan menjadi contoh tauladan dilingkungannya. Oleh karena itu setiap guru harus professional dan menguasai bidang keilmuannya dan bermoral tinggi dimata siswanya, rekan sejawatnya dan lingkungan sekitarnya.
Menurut Ki Hajar Dewantoro : “ guru harus berpedoman kepada tiga sikap, yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani, “ artinya didepan harus menjadi contoh teladan yang baik, ditengah harus dapat membangun semangat dan memberi penguatan yang kuat, dan dibelakang dapat mendorong lajunya pembangunan. Dengan demikian guru sebagai figure sentral didalam kegiatan pembelajaran dapat mewujudkan cita-cita bangsa menciptakan generasi muda yang tangguh dan siap menghadapi kemajuan jaman.
Selain kognitif dan afektif, seorang guru memiliki ranah pembawaan sejak lahir yang tidak kalah pentingnya didalam menciptakan kesuksesan kegiatan pembelajaran. Ranah tersebut adalah ranah psikomotorik, yang berfungsi untuk menggerakkan semua anggota badan dalam hubungannya dengan keinginan, hasrat dan dalam rangka mensukseskan membentuk dan mewujudkan tujuan pembelajaran, membentuk dan mewujudkan pembelajaran optimal.
Ranah psikomotorik terdiri dari :
1. Gerak otot ( dasar ).
2. Gerak bertujuan dengan belajar.
3. Gerak untuk berkomunikasi.
Ketrampilan guru didalam kegiatan pembelajaran adalah :
1. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran.
2. Ketrampilan menjelaskan materi pelajaran.
3. Ketrampilan bertanya dan memancing pertanyaan.
4. Ketrampilan reinforce ( penguatan / motivasi ).
5. Ketrampilan mengelola kelas.

Ketrampilan guru didalam kegiatan pembelajaran mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kemampuan ranah psikomotorik yang dimilikinya. Dengan kemampuan gerak dasar ( otot ), gerak yang bertujuan dengan belajar dan gerak untuk berkomunikasi, guru dapat menyempurnakan kegiatan pembelajaran.

Hubungan ranah psikomotorik dengan ketrampilan pembelajaran :
1. Bagaimana sikap guru didalam membuka dan menutup mata pelajaran.
2. Bagaimana sikap guru dalam menjelaskan materi pelajaran.
3. Bagaimana sikap guru dalam bertanya dan memancing pertanyaan.
4. Bagaimana sikap guru dalam memberikan reinforce ( penguatan / motivasi ).
5. Bagaimana sikap guru dalam pengelolaan kelas.

Tentunya banyak kendala yang harus diperhatikan guru didalam bersikap, sebab perkembangan anak didik didalam pertumbuhan dan pendewasaan jiwa dan raganya sangat tergantung kondisi alam sekitarnya, baik itu lingkungan hidup atau lingkungan mati, termasuk sikap guru yang sangat berpengaruh sekali terhadap pertumbuhan kedewasaannya. Itulah alunan nada yang diberikan kepada predikat guru ” digugu lan ditiru ”, kalau salah dalam bersikap maka akan membahayakan terhadap pertumbuhan dan kedewasaan anak didik didalam perkembangannya.

1. Sikap guru didalam membuka dan menutup pelajaran.
Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada apa yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran, maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Itulah sikap yang benar seorang guru didalam membuka dan menutup mata pelajaran, selain kegiatan pada umumnya didalam kelas dimulai dari, menertipkan siswa, mengisi daftar hadir, menyiapkan alat-alat pengajaran dan buku-buku yang akan dipakai, salam dan berdo’a.

Dengan demikian siswa termotivasi dan mengetahui apa yang akan dipelajari, batas-batas materi yang akan dikerjakan, menghubungkan fakta-fakta, dan menghubungkan dengan pengalaman-pengalaman yang pernah dia alami.

2. Sikap guru didalam menjelaskan materi pelajaran.
Didalam memberikan penjelasan kepada siswa guru harus dapat menyampaikan secara rasional, dan keterkaitan hubungan antara konsep-konsep dan fakta, serta sebab-sebab mengapa keadaan itu terjadi. Gambaran yang diberikan harus jelas dan sejelasnya, sehingga guru diharuskan untuk menambah pengetahuan diluar stimulus yang ditulis didalam materi pelajaran, bisa dari fakta kongkrit dilapangan, atau pengalaman yang dialami.

Didalam memberikan penjelasan kepada siswa, diharapkan siswa untuk mengerti dalam arti siswa dapat mengembangkan daya nalarnya terhadap kejadian-kejadian, konsep-konsep, dan hubungan didalamnya, bukan doktrinasi yang menekan.

Beberapa komponen yang perlu dijelaskan :
a. Kejelasan tujuan, bahasa dan proses penjelasan.
b. Memberikan penekanan dengan cara variasi dalam gaya mengajar ( variasi suara, mimik ) dan membuat struktur sajian dalam bentuk suatu kerkaitan yang jelas dengan model akar.
c. Memahami tingkah laku siswa, memberikan kesempatan siswa apakah penjelasan yang diberikan bersifat bermakna atau tidak.



3. Sikap guru didalam bertanya dan memancing pertanyaan.
Sebelum mengajukan pertanyaan seorang guru diharapkan memberikan gambaran tentang pokok permasalahan, dan didalam mengajukan pertanyaan diharapkan respon yang didapat dari siswa adalah respon yang umum selanjutnya diubah kedalam permasalahan yang sempit melalui duskusi.

Beberapa syarat didalam memberikan pertanyaan :
a. Pertanyaan harus diucapkan dengan jelas dan singkat.
b. Memberikan kesempatan berfikir kepada siswa dalam beberapa waktu, sebelum siswa menunjukkan respon dari pertanyaan.
c. Bagi siswa yang mengalami kesulitan merespon pertanyaan, guru diharapkan mengatur strategi dengan jalan mengungkapkan pertanyaan lain yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan-penjelasan sebelumnya.
d. Sebaiknya kata tanya yang diberikan disesuaikan dengan tujuan perkembangan kognitif siswa, seperti sebutkan untuk hafalan, bagaimana pendapat kamu untuk pemahaman, apa bedanya untuk analisis, ceritakan untuk sintesa dan lain-lain.

4. Sikap guru didalam reinforce ( motivasi / penguatan ).
Didalam memberikan reinforce ( motivasi / penguatan ) sebaiknya dilakukan dengan penuh kehangatan dan keantusiasan, menghindari respon negative, dan bermakna bagi kepentingan siswa.


Beberapa komponen didalam memberikan reinforce.
a. Pujian ( penguatan verbal ), berupa kata-kata yang diucapkan guru, seperti
: baik, bagus, tepat, saya sangat menghargai pendapatmu, pikiranmu sangat
cerdas, dan sebagainya.
b. Dalam bentuk mimic, gerakan wajah atau anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa ( penguatan gastural ), seperti : mengangkat alis, kerlingan mata, tepuk tangan, anggukan dan lainnya.
c. Dengan cara mendekati siswa untuk menyatakan perhatian guru terhadap pekerjaan, tingkah laku, atau penampilan siswa.
d. Dengan memberikan sentuhan, memberikan penghargaan kepada siswa dengan cara menepuk pundak, berjabat tangan, atau mengangkat tangan siswa.

5. Sikap guru didalam pengelolaan kelas.
Pengelolaan kelas bertujuan untuk pembelajaran optimal, hal ini akan tercapai apabila guru mampu didalam mengatur siswa, sarana pengajaran dan mengendalikan suasana pengajaran yang menyenangkan. Pengandalian mengajaran sangat berkaitan dengan sistem instraksional, sehingga guru perlu untuk mengkondisikan suasana belajar agar tidak terjadi gangguan terhadap belajar mengajar, walaupun sifatnya sementara.

Beberapa komponen didalam pengelolaan kelas :
a. Menunjukkan sikap tanggap, sehingga siswa merasakan guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat.
b. Membagi perhatian yang efektif, baik secara visual ( tingkah laku ) dan verbal ( kata-kata ).
c. Memusatkan perhatian kelompok, dengan harapan mempertahankan perhatian sesama teman, menyiagakan siswa didalam kerja sama, dan menuntut tanggung jawab.
d. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas serta menegur dengan cara yang baik ( santun ).

Apabila kelima sikap motorik seorang guru didalam kegiatan pembelajaran, baik pada waktu membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, memberikan reinforce, bertanya dan memancing pertanyaa, serta pengelolaan kelas dilakukan dengan benar, maka kelancaran proses belajar mengajar akan terjadi dan kegiatan pembejaran akan tertip tidak akan ada gangguan. Selain itu akan menimbulkan kesan yang menyenangkan baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan lingkungan, sehingga pembelajaran optimal akan terbentuk, tentunya untuk mencapai kondisi yang sempurna perlu adanya pembelajaran, memperbaiki kekurangan dan meningkatkan yang sudah benar.

No comments:

Post a Comment