REFORMASI PENDIDIKAN

Bicara Reformasi Pendidikan, pada dasarnya adalah bicara memperbaharui " Kurikulum " dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ", atau dari bentuk "Sistem " kebentuk " Sistem Bermasyarakat ".
Perubahan kurikulum, akan berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran dan Bahan Ajar, jadi jika terjadi pengembangan kurikulum ( substansi ke sistem ), maka harus diikuti pengembangan sistem pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.
Perubahan kurikulum akan disertai perubahan bahan ajar dan secara otomatis disertai perubahan sistem pembelajaran, dengan demkian ada keterkaitan yang sangat erat signifikan antara perubahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan pengembangan sistem pembelajaran
Dengan demikian Sistem Pendidikan akan berubah dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ". Dengan berubahnya kurikulum ( substansi ke sistem ) akan berubahlah Sistem Pendidikan, yang akhirnya terjadi " REFORMASI PENDIDIKAN " dari bentuk substansi ke sistem.



Sunday, January 20, 2013

MODEL TES DIAGNOSTIK


Model Tes Diagnostik merupakan  bentuk dari beberapa persentasi ( % ) penyajian tes dalam rangka mendiagnosa kemampuan intelektual siswa, khususnya kemampuan dalam bidang kognitif. Bentuk-bentuk ini merupakan gambaran dari masing-masing unsur kognitif yang dicaver sebagai instrument atau alat uji.




Beberapa model tes diagnostic dapat dilihat pada beberapa contoh dibawah ini :

1.    Model Garis Lurus


Model ini menggambarkan bahwa dalam tes diagnostic hanya kemampuan hafalan ( Hf ) saja yang dicaver, sementara kemampuan lainnya tidak. Atau sebaliknya hanya kemampuan pemahaman ( Pm ) saja, sementara yang lainnya tidak.
Bentuk             : Garis Lurus ( dapat dilihat pada gambar ).
Tujuan             : Untuk menguji kemampuan hafalan saja.
Fungsi             : Untuk kegiatan riset atau penelitian, dan memperbaiki prestasi siswa.
Perbandingan  : 100% : 0% : 0% : 0% : 0%.

2.    Model Bujursangkar














Model ini mengambarkan bahwa dalam tes diagnostic, hanya 2(dua ) unsure kognitif yang dicaver dalam kegiatan ulangan, yaitu kemampuan hafalan ( Hf ) dan aplikasi ( Ap ) saja, atau bias juga hafalan ( Hf ) dan pemahaman ( Pm ), dan seterusnya.
Bentuk             : Bujursangkar ( dapat dilihat pada gambar )
Tujuan             : Untuk meningkatkan kemampuan hafalan dan aplikasi saja.
Fungsi             : Untuk kegiatan riset atau penelitian.
Perbandingan  : 50%   : 0%  : 50%  : 0% : 0%.

3.    Model Persegipanjang.














Model tes diagnostic ini mencaver semua unsure kognitif, baik kemampuan hafalan ( Hf ), pemahaman ( Pm ), aplikasi ( Ap ), Analisis ( An 0, dan Sintesa ( St ), dalam jumlah persentasi yang sama.
Bentuk             : Persegi Panjang ( dapat dilihat pada gambar ).
Tujuan             : Memperbaik semua sifat kognitif siswa (hafalan ( Hf ), pemahaman
                          ( Pm ),aplikasi ( Ap ), Analisis ( An 0, dan Sintesa ( St ) )
Fungsi             : Untuk kegiatan riset atau Ulangan Siswa, baik Ulangan Harian ( UH ),
                          Ulangan Tengah Semester ( UTS ), atau Ulangan Akhir Sekolah
                          ( UAS ).
Perbandingan  : 20 % : 20% : 20% : 20% : 20%.



4.    Model Trapesium.

 

Model tes diagnostic ini mencaver semua unsure kognitif,  tetapi berurutan dari persentasi ( % ) terbesar kemampuan hafalan ( Hf), selanjutnya kemampuan pemahaman ( Pm ), dan sampai persentasi ( % ) terkecil yaitu kemampuan sintesa ( St ).
Bentuk            : Trapesium ( dapat dilihat pada gambar ).
Tujuan            : Untuk memperbaiki semua kemampuan kognitif siswa, khususnya
                          kemampuan hafalan ( Hf ).
Fungsi            : Untuk kegiatan riset atau Ulangan Siswa, baik Ulangan Harian ( UH ), 
                         Ulangan  Tengah Semester ( UTS ), atau Ulangan Akhir
                         Semester ( UAS ).
Perbandingan :  30%  : 25%  : 20 %  : 15% : 10%



5.    Model ½ Lingkaran.
















Model tes diagnostic ini mencaver semea unsure kognitif siswa, khususnya kemampuan aplikasi ( Ap), sementara untuk unsure Pemahaman ( Pm ) dan Analisis ( An ), serta Hafalan ( Hf ) dan Sintesa ( St ) sama.
Bentuk                : ½ ( setengah ) lingkaran.
Tujuan               : Untuk memperbaiki semua kemampuan aplikasi siswa, khususnya
                             kemampuan aplikasi ( Ap ).
Fungsi               : Untuk kegiatan riset atau Ulangan Siswa, baik Ulangan Harian
                            ( UH ), Ulangan  Tengah Semester ( UTS ), atau Ulangan Akhir
                            Semester  ( UAS ).
Perbandingan     : 10%  : 20% : 40% : 20% : 10%



 Jadi sebagai guru mata pelajaran harus memahami model tes diagnostik ini, mana yang dipakai sebagai kegiatan riset dan mana yang dipakai sebagai kegiatan ulangan siswa.