REFORMASI PENDIDIKAN

Bicara Reformasi Pendidikan, pada dasarnya adalah bicara memperbaharui " Kurikulum " dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ", atau dari bentuk "Sistem " kebentuk " Sistem Bermasyarakat ".
Perubahan kurikulum, akan berpengaruh terhadap Sistem Pembelajaran dan Bahan Ajar, jadi jika terjadi pengembangan kurikulum ( substansi ke sistem ), maka harus diikuti pengembangan sistem pembelajaran dan pengembangan bahan ajar.
Perubahan kurikulum akan disertai perubahan bahan ajar dan secara otomatis disertai perubahan sistem pembelajaran, dengan demkian ada keterkaitan yang sangat erat signifikan antara perubahan kurikulum, pengembangan bahan ajar dan pengembangan sistem pembelajaran
Dengan demikian Sistem Pendidikan akan berubah dari bentuk " Substansi " ke bentuk " Sistem ". Dengan berubahnya kurikulum ( substansi ke sistem ) akan berubahlah Sistem Pendidikan, yang akhirnya terjadi " REFORMASI PENDIDIKAN " dari bentuk substansi ke sistem.



Thursday, June 24, 2010

SETTING TEMPAT DUDUK

Setting tempat duduk siswa bertujuan agar siswa dapat belajar dengan nyaman, dapat mendengarkan ucapan guru dengan jelas dan dapat berdiskusi dengan teman sebaya dengan baik. Selain itu pengaturan tempat duduk bertujuan agar komunikasi antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa didalam kegiatan pembelajaran baik satu arah, dua arah atau banyak arah bisa langsung kepada sasaran yang tertuju sehingga stimulus yang disampaikan dapat diterima dengan jelas, dengan demikian maka respon yang akan disampaikan siswa tidak melenceng dari tujuan materi pelajaran. Hal ini sangat membantu kelancaran proses belajar mengajar dan menghindari miss understanding ( kesalah pengertian ) diantara pebelajar.

Setting tempat duduk sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran, pembelajaran dengan memakai metode bebas aktif ( siswa aktif belajar ), sebaiknya pengaturan tempat duduk diharapkan guru dapat memonitor semua gerak gerik siswa dalam pandangannya, dengan demikian kemua kegiatan dan aktifitas siswa secara keseluruhan dapat diawasi dengan jeli oleh guru. Satu persatu siswa dalam pengawasan guru tanpa terhalangi oleh sesuatu apapun. Tetapi untuk metode pembelajaran ceramah, pengaturan tempat duduk tidak harus sejeli itu, sebab disini fungsi utama pengaturan tempat duduk adalah siswa dapat mendengarkan dan memahami penjelasan guru dengan jelas.

Tak kalah pentingnya didalam setting tempat duduk, didalam satu kelompok belajar yang terdiri dari 4 ( empat ) siswa diharapkan terjadi pemerataan kemampuan intelektual, dari siswa sangat rendah, rendah, pandai, dan pandai sekali. Seluruh siswa dipilih secara acak menurut kemampuan intektualnya dari siswa paling pandai, sampai siswa paling terendah dalam satu kelompok belajar, sehingga terjadi pemertaan kemampuan intektual didalam kelompok belajarnya. Hal ini untuk menghindari kemacetan belajar ( diskusi ) kelompok didalam membahas, mempelajari dan memecahkan masalah harus dipecahkan didalam materi pelajaran. Apabila didalam kelompok belajar terdiri siswa yang sangat rendah semua, maka kemacetan belajar akan terjadi, sebaliknya jika terdiri dari siswa sangat pandai semua, kemungkinan siswa akan bergurau, sebab materi pelajaran sudah dianggap bisa, lain bila dicampur secara acak, ada yang memahami ada yang tidak, sehingga terjadi saling tukar pikiran, saling bertanya dan terjadilah diskusi kelompok didalam kelompok belajarnya.

Ada tiga sistem setting tempat duduk, yaitu :
1. Setting Tempat Duduk Berbanjar.

Setting tempat duduk atau pengaturan tempat duduk berbanjar sangat baik untuk metode pembelajaran ceramah, siswa dapat focus kedepan untuk mendengarkan ceramah penjelasan guru, proses penyampaian stimulus dapat diterima secara lansung oleh siswa dari tatap muka yang baik antara guru dan siswa. Pengaturan tempat duduk berbanjar akan meminimalisir guru membelakangi siswa, sedikit sekali guru membelakangi siswa, kecuali saat guru menulis dipapan tulis, hal ini sangat menguntungkan bagi siswa didalam memaksimalkan kegiatan pembelajaran.
Didalam setting tempat duduk berbanjar, guru harus sering-sering mengevaluasi kedengaran suaranya untuk siswa yang duduk dibelakang, sebab yang dipentingkan didalam metode ceramah adalah bagaimana suara penjelasan guru dapat didengar oleh siswa, bagi siswa yang duduk dibelakang mungkin suara kurang dapat didengar. Apabila terjadi hal yang demikian maka sebaiknya guru harus pandai mengatur posisi berdirinya agar suaranya dapat terdengar oleh semua siswa. Selain itu jangan terrjadi kegaduhan agar suara dapat terdengar dengan jelas.

2. Model Tapal Kuda.
3. Model Huruf U.


Setting tempat duduk tapal kuda dan huruf U, sangat cocok untuk metode pembelajaran siswa bebas aktif, sebab posisi ini guru dapat mengawasi seluruh gerak gerik siswa sampai yang sekecil-kecilnya, siswa melamun, siswa bergurau, siswa memainkan alat tulis dan lain-lain, sebab guru langsung fukus pandangannya kepada semua siswa satu persatu.

No comments:

Post a Comment